Harapan Menlu Retno untuk Afghanistan: Penghormatan HAM dan Hak Perempuan

23 September 2021 12:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu RI Retno Marsudi hadiri agenda Sidang Umum PBB ke-76 di New York, AS, Rabu (22/9). Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menlu RI Retno Marsudi hadiri agenda Sidang Umum PBB ke-76 di New York, AS, Rabu (22/9). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri RI Retno L Marsudi tak henti menyuarakan harapannya untuk menyaksikan kesejahteraan rakyat Afghanistan, salah satunya dengan penghormatan HAM dan hak-hak perempuan.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan Menlu G20 di sela Sidang Umum PBB ke-76 New York, Menlu Retno menyatakan kekhawatirannya soal potensi kemunduran di Afghanistan pascakekuasaan Taliban, yang selama puluhan tahun belakangan ini berhasil dicapai.
“Pada pertemuan ini, saya sampaikan kekhawatiran bahwa kemajuan yang selama ini telah dicapai di Afghanistan dapat mengalami kemunduran, termasuk di bidang pembangunan dan pemberdayaan perempuan,” ungkap Menlu Retno pada jumpa pers virtual, Rabu (22/9) waktu New York.
Oleh karenanya, dia meminta komunitas internasional untuk menyuarakan harapan-harapan yang sama dengan Indonesia,.
“Saya tekankan masyarakat internasional harus bersatu menyampaikan harapan yang sama, yaitu terbentuknya pemerintahan inklusif di Afghanistan; penghormatan HAM, khususnya hak-hak perempuan; dan memastikan agar wilayah Afghanistan tidak dijadikan breeding dan training ground untuk kegiatan terorisme,” paparnya.
Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil protes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pelestarian prestasi dan pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, Jumat (3/9). Foto: Stringer/REUTERS
Lebih lanjut, Menlu Retno juga menegaskan betapa pentingnya Taliban, sebagai pengambil alih kekuasaan Afghanistan, untuk menepati janji-janji yang telah mereka sampaikan.
ADVERTISEMENT
Ketika mereka menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul pada 15 Agustus lalu, Taliban berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan dalam Syariah Islam; melindungi kebebasan pers; memberikan amnesti kepada pejabat-pejabat pemerintahan sebelumnya; serta tidak membalas dendam. Tak hanya itu, mereka juga berkomitmen untuk membentuk pemerintahan yang inklusif.
Tetapi, sejauh ini, tindakan-tindakan Taliban tak sepenuhnya mencerminkan komitmen.
Banyak kesaksian perempuan yang dipecat dari pekerjaannya, pemerintahan interim Afghanistan diisi oleh para petinggi Taliban, dan banyaknya laporan kekerasan oleh pasukan Taliban terhadap warga yang dulunya bekerja untuk kekuatan asing seperti AS dan sekutu.
“Dalam pertemuan ini saya sampaikan pentingnya negara G20 untuk ikut berkontribusi mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan. Saya tekankan, keselamatan dan wellbeing rakyat Afghanistan adalah prioritas utama,” tegas Menlu Retno.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Menlu Retno juga meminta dunia untuk membantu penanganan pandemi COVID-19 di Afghanistan, sebagai bagian dari strategi nation-building atau pembangunan negara Afghanistan yang makmur.
“Dunia internasional harus dapat membantu rakyat Afghanistan menghadapi COVID-19 dengan mempercepat vaksinasi melalui mekanisme dose-sharing dan memenuhi kebutuhan dasar rakyat Afghanistan. Semua bantuan internasional tentu harus menargetkan rakyat Afghanistan yang memerlukan,” pungkasnya.