Harga Rawit Rp 160.000/Kg, Cabai Gendot Bisa Jadi Alternatif

16 Februari 2017 20:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Cabai gendot asal Dieng tak kalah pedas. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cabai gendot asal Dieng tak kalah pedas. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
Tingginya harga cabai rawit di pasaran yang sudah mencapai Rp 160.000/kg membuat resah para penikmat pedas. Cabai jenis lain seperti keriting dan merah besar belum mampu menyaingi rasa pedas dari cabai rawit.
ADVERTISEMENT
Namun, Indonesia memiliki cabai jenis lain yang tidak kalah pedas dengan rawit. Namanya cabai gendot yang bentuk dan warnanya sekilas hampir mirip dengan cabai rawit.
Cabai gendot adalah jenis cabai yang hidup di kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Cabai ini banyak dijual secara eceran di warung atau toko oleh-oleh di sekitar area obyek wisata Candi Dieng.
Soal rasa pedas jangan ditanya. Cabai gendot bisa disejajarkan bahkan mengalahkan cabai rawit. Sedangkan bila ditanya soal harga, cabai gendot terbilang murah hanya dibanderol Rp 10.000/kg. Ini tentunya bisa menjadi alternatif di tengah tingginya harga cabai rawit.
Namun sayang, produksi cabai gendot masih cukup terbatas. Cabai gendot juga belum mampu memenuhi permintaan cabai di dalam negeri. Namun dengan harganya yang murah meriah, cabai gendot bisa menjadi penyelamat penikmat pedas di Wonosobo.
ADVERTISEMENT
"Produksinya masih terbatas dan produktivitasnya rendah, tidak ekonomis," singkat kata Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Dadi Sudiana kepada kumparan, Kamis (16/2).