Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hari Terakhir Paus di RI: Kepergian Dilepas Warga hingga Naik Garuda Indonesia
7 September 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Warga berkumpul di depan Kedutaan Besar Vatikan, Jakarta Pusat. Para warga dengan semangatnya menunggu Paus untuk menyapa mereka.
Warga membeludak saat mobil yang ditumpangi Paus keluar kedubes. Warga mendekat dan kemudian bersalaman dengan pemimpin tertinggi umat Katolik itu.
Mereka sejak pagi berkumpul dan memenuhi trotoar depan Kedubes Vatikan dan berharap bisa melihat langsung bahkan mendapat berkat langsung dari Paus.
Warga Berkumpul di Sepanjang Jalan Jakarta
Kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, salah satu rute yang dilewati Paus dan rombongan menuju Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten.
Orang-orang dengan pakaian kantoran berdiri di beberapa titik ruas protokol Jakarta. Antusias orang kantoran dan warga Jakarta ini terlihat ketika Zenix putih yang ditumpangi Paus melintas.
Mereka melambaikan tangan dan memanggil Paus. Di kursi depan Zenix dengan kaca dibuka, Paus melambaikan tangannya.
ADVERTISEMENT
Berbeda saat di depan Kedubes Vatikan, kendaraan berjalan lambat karena Paus memberi berkat ke sejumlah warga, di kawasan jalan protokol ini kendaraan melaju, dan tak menepi sama sekali.
Jadi orang kantoran hanya bisa melihat kendaraan Paus melaju dan melihat lambaian tangan.
Paus Naik Pesawat Garuda Indonesia
Maskapai Garuda Indonesia terpilih sebagai moda transportasi Paus Fransiskus untuk melanjutkan agenda apostoliknya ke Papua Nugini. Keputusan ini diambil melalui serangkaian perundingan dengan protokol kepausan.
"Soal pemilihan Garuda Indonesia ini kita berunding dengan protokolnya kepausan, akhirnya sepakat dari Jakarta ke Bandara Port Moresby menggunakan Garuda Indonesia," ujar Ketua Panitia Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia, Ignatius Jonan, Jumat (6/9).
Menurut Jonan, penerbangan dengan Garuda Indonesia kali ini tidak ada layanan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada yang beda, biasa saja, cuma memang orangnya banyak, wartawan ada 88 orang, lalu tim delegasi 47 orang, dan beliau, total 136 orang," kata Jonan.
Untuk penerbangan menuju Papua Nugini ini, Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat wide body A330-900neo dengan nomor penerbangan GA-7780, yang berkapasitas 301 penumpang.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menegaskan bahwa pihaknya telah mengoptimalkan kesiapan penerbangan dan berkoordinasi intensif dengan berbagai pihak terkait.
"Kami memastikan seluruh langkah serta prosedur memenuhi standar persyaratan penerbangan khusus," jelasnya.
Kehadiran Garuda Indonesia dalam rangkaian perjalanan Pemimpin Takhta Suci Vatikan ini, kata Irfan, merupakan wujud dedikasi seluruh unsur Garuda Indonesia Group, termasuk Tim Engineering Garuda Indonesia dan GMF AeroAsia yang memastikan kelaikan dan keselamatan armada.
ADVERTISEMENT
Meski Jonan menyebut layanan yang diberikan sama seperti biasanya, Garuda Indonesia tetap menambahkan sentuhan khusus pada beberapa aspek, seperti menu makanan di dalam pesawat dan materi lainnya.
Menag hingga Jonan Lepas Kepergian Paus Fransiskus ke Papua Nugini
Kepergian Paus di Bandara Soetta dilepas perwakilan pemerintah hingga dari pihak keuskupan.
Paus berusia 87 tahun itu disambut oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Michael Trias Kuncahyono. Ada juga Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.
Kemudian dari perwakilan Vatikan, hadir Uskup Agung Jakarta Karnidal Ignatius Suharyo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, Duta Besar Tahta Suci untuk Indonesia Uskup Piero Pioppo, Sekretaris Kedutaan Tahta Suci Vatican Pastur Michael Andrew Pawlowicsz, dan Ketua Panitia Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia, Ignatius Jonan.
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus ke Menag sebelum Tinggalkan Indonesia: I'm Happy
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas banyak mendapat kesempatan bertemu Paus. Dia adalah pejabat negara yang menerima kedatangan Paus pada 3 September dan mengantar kepergian Paus di Bandara Soekarno-Hatta pada 6 September.
Hari ini, Paus memberikan pesan yang cukup panjang kepada Yaqut.
Yaqut mengungkap kalimat pertama yang disampaikan Paus kepadanya sebelum pergi adalah soal perasaan bahagia Paus bisa berkunjung ke Indonesia.
“Kalimat pertama yang tadi disampaikan Paus Fransiskus, I’m happy,” ungkap Menag kepada media di ruang VVIP Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (6/9/2024).
3 Pesan Paus
Yaqut mengatakan, ada tiga pesan pokok yang disampaikan Paus Fransiskus. Pertama, keragaman di Indonesia merupakan kekuatan dan harus dipelihara dan menjadi blessing atau anugerah bagi bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kedua, Paus Fransiskus berpesan agar senantiasa mengedepankan dialog untuk mengatasi setiap perbedaan dan perselisihan.
“Kemudian (ketiga), menjaga lingkungan agar tetap hijau, karena itu menjadi milik atau hak generasi-generasi yang akan datang,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Yaqut, ketiga pesan ini sejalan dengan pesan yang selalu disampaikan Presiden Joko Widodo.
“Ada kesamaan pesan antara Presiden Joko Widodo dengan Paus Fransiskus yang disampaikan beliau hari ini. Dan saya kira ini menjadi pesan yang penting untuk kita,” ucapnya.
Yaqut yang selama kunjungan apostolik Paus Fransiskus bertugas sebagai Menteri Pendamping mengaku amat terkesan dengan kedatangan pemimpin nomor satu umat Katolik ini.
“Saya excited. Saya bertemu beliau sudah tiga kali. Untuk mengingatkan beliau bahwa undangan Presiden Jokowi masih berlaku,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
“Tiga kali saya datang ke Vatikan bertemu langsung dengan beliau. Beliau menyanggupi dan kita tahu tiga hari belakangan ini beliau memenuhi janjinya dan kita semua senang,” jelasnya.
Yaqut mengatakan, Paus Fransiskus bukan hanya sekadar tokoh, tapi juga sosok yang bisa menjadi contoh.
“Beliau bisa menjadi contoh bagi kita semua. Bagaimana kita menjaga keimanan, bagaimana kita bertoleransi, bagaimana menjaga kesederhanaan,” kata Yaqut.