Harry Tanoe Penuhi Panggilan Bareskrim

12 Juni 2017 8:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harry Tanoe memberikan sambutan. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Harry Tanoe memberikan sambutan. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo memenuhi panggilan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk diperiksa sebagai saksi. HT, begitu dia disapa, diperiksa terkait sms kaleng yang diterima Jaksa Yulianto pada Januari 2016 yang lalu.
ADVERTISEMENT
"Nanti saja, ya," ujar HT, singkat, saat masuk ke dalam Bareskrim, sekitar pukul 7.30, Senin (12/6).
Saat tiba di Bareskrim, HT didampingi oleh 5 orang yang belum diketahui identitasnya. Ia datang mengenakan kemeja berwarna hitam dengan membawa segulung kertas. Pemilik grup perusahaan media ini datang dengan menaiki mobil Toyota Alphard bernomor polisi B 153 LT.
Kasus dugaan pesan singkat bernada ancaman yang diduga dari Harry Tanoe, mencuat pada akhir Januari 2016. Ketika Kasubdit Penyidikan Tipikor Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Yulianto melapor ke Bareskrim Polri.
Harry Tanoe, CEO MNC Group. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Harry Tanoe, CEO MNC Group. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Dia menyebut Harry Tanoe mengirim tiga pesan yang dinilai mengancamnya pada awal Januari 2016. Saat pesan itu sampai kepadanya, Kejaksaan tengah menyidik kasus dugaan korupsi yang melibatkan Harry Tanoe sebagai saksi.
ADVERTISEMENT
Namun, pihak Harry Tanoe membantah pesan singkat tersebut untuk mengancam. Melalui Hotman Paris, pengusaha media itu menjelaskan, pesan itu adalah janjinya untuk membersihkan institusi hukum.
Berikut isi pesan yang dipermasalahkan:
Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan.