Harun Masiku Sempat Terendus di Pulau Wisata, Nyamar Jadi Guru Bahasa Inggris

14 Juni 2024 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
23
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster bergambar Harun Masiku ditempel saat peserta aksi dari Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan aksi teatrikal di depan Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Poster bergambar Harun Masiku ditempel saat peserta aksi dari Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan aksi teatrikal di depan Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Buronan legendaris KPK, Harun Masiku, ternyata sempat hampir diciduk oleh penyidik lembaga antirasuah. Bahkan saat itu keberadaan Masiku sudah diketahui.
ADVERTISEMENT
Peluang penangkapan Masiku itu terjadi pada 2021. Saat itu Masiku dikejar oleh Tim Pemburu KPK yang berisi penyidik-penyidik andal. Salah satunya adalah Praswad Nugraha.
Praswad, yang kini menjadi Ketua IM57+ Institute, menceritakan perburuan Masiku tersebut. Eks Caleg PDIP itu terendus di sebuah pulau di luar negeri.
"Sekitar bulan April, Maret-April (2021) ya kita sudah menemukan lokasi saat itu, kita tidak berkoar-koar ya seperti Alexander Marwata (Wakil Ketua KPK) ya, jadi sudah kita temukan lokasinya," kata Praswad kepada kumparan, Jumat (14/6).
"Ada di satu pulau, di satu pulau wisata di negara tetangga kita," sambung dia.
Praswad menyebut, saat itu tim agen intelijen KPK dikirimkan ke lokasi itu untuk mengkonfirmasi keberadaan Masiku. Hasilnya positif. KPK pun berkoordinasi dengan pihak Konjen, sesaat sebelum akan menangkap Masiku.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu dia sudah pindah berprofesi jadi guru Bahasa Inggris, iya. Saat itu ya, itu kejadian tiga tahun yang lalu," kata Praswad.
Ketua IM57+ Institute yang juga eks penyidik KPK Praswad Nugraha. Foto: Dok. Istimewa
Dia menegaskan, intelijen yang dikirimkan sudah yakin bahwa Masiku ada di lokasi tersebut. Namun mereka tidak bisa melakukan penangkapan, karena itu tugas penyidik. Praswad sudah meyakini informasi sudah kuat dan pasti.
"Pada saat itu tugas kami itu melakukan pembungkusan lah, melakukan penangkapan," kata dia.
Namun sayang, saat proses itu hendak dilakukan, tim pemburu Masiku ini diguncang dengan isu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan penonaktifan sehingga tidak bisa bekerja dengan maksimal.
Di tim tersebut, bukan hanya ada Praswad, tetapi sosok seperti Raja OTT KPK Harun Al-Rasyid hingga penyidik senior Damanik. Namun mereka juga terkena dampak TWK.
ADVERTISEMENT
"Sesaat sebelum kita mau ambil (tangkap Harun Masiku) lalu ada gonjang-ganjing TWK," kata dia.
Selepas mereka didepak dari KPK, Masiku belum juga ditangkap. Bahkan hingga saat ini, sudah 4 tahun lebih Masiku menjadi buronan lembaga antirasuah. Praswad juga mempertanyakan sikap KPK, khususnya pimpinan terkait perburuan Masiku ini.
Terlebih usai gonjang-ganjing yang terjadi saat ini, di mana Pimpinan KPK Alexander Marwata membuat pernyataan dengan berharap Masiku akan ditangkap dalam satu pekan ke depan, pada saat 10 Juni di DPR RI.
"Nah, jadi satu pertanyaan itu, satu hal yang sebenernya apa ya, maunya KPK itu apa? Terutama wabil khusus pimpinan, sekarang juga berkoar-koar bahwa mereka sangat-sangat bertekad untuk tangkap Harun Masiku," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Coba suruh Firli (eks Ketua KPK) jawab kenapa kami dinonaktifkan saat itu, enggak relevan sama sekali, kemudian kami semua di-TWK-kan," pungkasnya.
Saat ini, KPK tampak makin gencar mengejar Harun Masiku yang sudah buron 4 tahun. Sejumlah saksi dipanggil KPK dalam beberapa pekan terakhir. Salah satunya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang bahkan hp-nya turut disita penyidik.
Masiku ialah tersangka suap penetapan anggota DPR RI periode 2019-2024. Mantan caleg PDIP itu diduga menyuap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan SGD 57.350 atau setara Rp 600 juta. Dia sudah DPO sejak 2020.