Hasil Autopsi Tahanan Polrestabes Medan yang Tewas: Pendarahan Batang Otak

27 Desember 2024 18:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion memberikan keterangan soal 7 polisi terlibat dalam tewasnya tahanan bernama Budianto Sitepu di Polrestabes Medan pada Jumat (27/12). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion memberikan keterangan soal 7 polisi terlibat dalam tewasnya tahanan bernama Budianto Sitepu di Polrestabes Medan pada Jumat (27/12). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkap hasil autopsi terhadap jasad tahanan Polrestabes Medan Budianto Sitepu (42).
ADVERTISEMENT
Budianto sebelumnya tewas diduga akibat menerima kekerasan saat proses penangkapan yang dilakukan oleh 7 personel Satreskrim Polrestabes Medan.
“Berdasarkan visum et repertum ataupun autopsi yang sudah dilakukan seperti kemarin, kami sampaikan ada pendarahan pada batang otak dan pada kepala,” kata Gidion di kantornya, Jumat (27/12).
“Lalu ada luka terbuka di pipi rahang, lalu ada luka di mata,” sambungnya.
Dengan hasil autopsi itu, Gidion bilang, Budianto diyakini tewas lantaran kekerasan.
“Ini kemudian kami simpulkan ada kekerasan benda tumpul, ini yang kita dalami,” kata dia.
Saat ini, ketujuh personel sudah diperiksa di Propam Polrestabes Medan. Mereka juga dilakukan penempatan khusus (patsus).
“Terhadap 7 personel tersebut kita lakukan patsus,” kata Gidion.
Budianto sebelumnya ditangkap bersama 2 rekannya pada Rabu (25/12) dini hari atas ulahnya mengancam anggota polisi yakni Ipda ID lantaran tidak diterima ditegur.
ADVERTISEMENT
Ketiganya ditegur lantaran mabuk-mabukan dan karaoke di tengah malam sehingga mengganggu masyarakat.
Budianto dan rekannya lalu mengancam Ipda ID akan membawa massa. Selain itu, mereka juga membawa senjata tajam.
Budianto disebut-sebut merupakan anggota ormas.
Atas pengancaman itu, Ipda ID pun memanggil rekannya untuk melakukan penangkapan. Penangkapan dilakukan pukul 00.20 WIB dan diduga ada aksi kekerasan di sana.
Hingga akhirnya pukul 15.05 WIB Budianto dibawa ke RS Bhayangkara lantaran muntah-muntah di tahanan. Lalu, esok harinya ia dinyatakan meninggal dunia.