Hasil Pemeriksaan Polisi Soal Parkir Bus Rp 350 Ribu di Yogya: Mark Up Kru Bus

19 Januari 2022 20:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar viral parkir mahal di Yogyakarta.
 Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar viral parkir mahal di Yogyakarta. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polresta Yogyakarta menyelidiki viral soal parkir bus mencapai Rp 350 ribu. Sebelumnya, seorang warganet mengunggah di Facebook soal parkir bus mencapai harga Rp 350 ribu dengan turut melampirkan kuitansi parkir.
ADVERTISEMENT
Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja mengatakan dari hasil penyelidikan anggota kepada AF, selaku koordinator parkir diketahui bahwa harga tersebut merupakan permintaan dari kru bus sendiri.
"Mark up tarif parkir tersebut adalah permintaan dari kru bus wisata, dan menurut informasi dari petugas parkir itu sering dilakukan (kru) dengan tujuan mengambil keuntungan lebih dari tarif parkir," kata Timbul dalam keterangannya, Rabu (19/1).
Dijelaskan bahwa yang tertera di kuitansi tersebut hanyalah angka semata. Petugas parkir hanya menerima uang sebesar Rp 150 ribu sesuai tarif biasanya.
"Sedangkan petugas parkir hanya menerima uang sebesar Rp 150 ribu," katanya.
Lokasi parkir yang berada di Jalan Margo Utomo, Jetis, Yogyakarta itu diketahui memang mematok tarif Rp 150 ribu. Selain parkir di situ diberikan fasilitas untuk cuci bus.
Ilustrasi bus yang sedang terparkir Foto: Shutter Stock
"Biasanya untuk tarif bus wisata yang menggunakan parkir di lokasi tersebut dikenakan bea parkir sebesar Rp 150 ribu dengan fasilitas free toilet dan mencuci kendaraan bus," katanya.
ADVERTISEMENT
Dari penyelidikan pula diketahui peristiwa itu terjadi pada 15 Januari lalu pada pukul 21.00 WIB. AF yang menerima kedatangan rombongan tidak diketahui nama dan kru busnya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan dia telah meminta jajarannya untuk mengecek lokasi tersebut. Jika dilihat dari unggahan viral tersebut, lokasi yang dimaksud tidak berizin.
"Karena kalau dilihat itu tempat parkir yang tidak biasanya. Saya harapkan kasus ini tidak terulang lagi karena kita sudah yakin kita tidak ada ampun lagi terhadap sifat nuthuk seperti itu," ujar Heroe di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (19/1).
Heroe telah memerintahkan Dishub untuk memproses kasus ini ke kepolisian. Dia menyebut bahwa kasus ini bisa dikategorikan pungli karena tarif yang diberikan di atas harga umum.
ADVERTISEMENT
"Saya minta Dishub untuk memproses ke kepolisian. Kalau perlu masuk kasus pungli karena sudah di luar tatanan Pemerintah Kota Yogyakarta karena dia ngambil terlalu banyak dan itu masuk kategori pungli. Saya minta itu nanti prosesnya proses pungli. Biar seperti yang lainnya," katanya.
"Tidak ada lagi kata toleransi. Tetap segera kita bekukan dan diproses dengan seperti halnya pungli. Saya kira harus proses hukum kalau benar terbukti," ujarnya.
Saat ini dia telah meminta petugas untuk mengecek ke lokasi. Jika tempat parkir itu resmi maka tetap telah melanggar karena melebihi tarif. Jika tidak resmi, sudah jelas kesalahannya semakin banyak.
"Kalau tidak resmi tambah-tambah kesalahan yang dilanggar terlalu banyak. Berkali-kali tidak ada ampun untuk proses yang nuthuk baik di makanan di parkir dan segala macam. Kalau itu ada izinnya cabut tidak boleh lagi beroperasi, tidak ada kesempatan kedua lagi. Berkaitan dengan (jika parkir) liar ya masuk pungli aja. Proses hukumnya jelas," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Media sosial diramaikan dengan postingan akun Kasri StöñèDåkøñ dalam sebuah grup Facebook. Akun tersebut mengeluh soal parkir bus yang mencapai harga Rp 350 ribu di wilayah Kota Yogyakarta, tak jauh dari Malioboro.
"Kami hanya wisata lokal. Tidak bermaksud jelek. Cuma kami mau tanya apakah wajar parkir di wilayah sekitar malioboro tepatnya di belakang hotel premium Zuri. Kalau nggak salah. Sebesar itu. Yaitu 350.000 rb," tulis akun tersebut.
"Sekitar 2 jam setengah kami datang jam 9 malam dan pulang jam 10.30 malam. Karena itu destinasi kami terakhir ke wisata Yogya,cuma mau beli oleh oleh daster. Maksud saya supaya citra wisata di malioboro nggak tercoreng oleh segelintir orang saja. Di kuitansi ada biaya lain lain. Cuci bus dan kebersihan. Dan kami tau tidak ada kegiatan cuci bus di situ. Kami numpang salat dan toilet. Itupun ada kotak di depannya. Kami pun bayar seperti toilet umum di indonesia. Sebesar 2000. Semoga dengan postingan dibatasi biar nggak mencoreng citra baik wisata di Yogya," kata dia.
ADVERTISEMENT