Hasil Pemilu Kamboja Dicerca AS, Dipuji China

30 Juli 2018 18:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panitia Pemilihan Umum Nasional Kamboja (NEC) mengosongkan kotak suara untuk menghitung selama pemilihan umum di  di Phnom Penh, Sabtu (28/7). (Foto: AFP PHOTO / Tang Chhin Sothy)
zoom-in-whitePerbesar
Panitia Pemilihan Umum Nasional Kamboja (NEC) mengosongkan kotak suara untuk menghitung selama pemilihan umum di di Phnom Penh, Sabtu (28/7). (Foto: AFP PHOTO / Tang Chhin Sothy)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat geram sedangkan China memuji, begitulah reaksi yang muncul setelah hasil pemilu di Kamboja diumumkan. Pada pemilu 2018, partai yang dipimpin Perdana Menteri Hun Sen kembali keluar sebagai pemenang.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma menang, seluruh kursi di parlemen Kamboja yang berjumlah 125 kursi berhasil disapu bersih gerombolan penguasa yaitu Partai Rakyat Kamboja (CCP).
PM Kamboja Hun Sen (Foto: AFP/Thang Chhin Sothy)
zoom-in-whitePerbesar
PM Kamboja Hun Sen (Foto: AFP/Thang Chhin Sothy)
Kemenangan tersebut membuat Amerika Serikat (AS) bereaksi. Negara yang sempat dituduh pemerintahan Hun Sen berniat menggulingkan rezimnya itu menyatakan tak menerima hasil tersebut.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, hasil pemilu Minggu (29/7) gagal mewakili aspirasi mayoritas warga Kamboja. Pasalnya pemilu kali ini hanya diikutip CPP dan partai-partai kecil, sementara oposisi utama, Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) dibubarkan tahun lalu.
"Pemilu ini cacat, mereka mengecualikan partai oposisi utama di negara itu, ini adalah kemunduran besar atas sistem demokrasi yang ada di konstitusi Kamboja," jelas Sanders seperti dikutip Reuters, Senin (30/7).
Warga Kamboja memeriksa nama mereka di daftar pemilih di sebuah TPS di Phnom Penh pada 29 Juli 2018. (Foto: AFP PHOTO / Manan Vatsyayana)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Kamboja memeriksa nama mereka di daftar pemilih di sebuah TPS di Phnom Penh pada 29 Juli 2018. (Foto: AFP PHOTO / Manan Vatsyayana)
"AS akan mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk merespons pemilu dan tindakan lain yang membuat kemunduran demokrasi dan HAM Kamboja, termasuk perluasan pembatasan visa (bagi beberapa pejabat Kamboja) yang sudah kami umumkan pada 6 Desember 2017 lalu," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Kegeraman AS dibalas Kamboja dengan kemarahan. Juru bicara pemerintah Kamboja Phay Siphan menyatakan, pernyataan Gedung Putih adalah upaya mengintimidasi negaranya.
Seorang pemilih memasukan surat suara ke dalam kotak selama pemilihan umum di Phnom Penh, Minggu (29/7). (Foto: AFP PHOTO / Manan Vatsyayana)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pemilih memasukan surat suara ke dalam kotak selama pemilihan umum di Phnom Penh, Minggu (29/7). (Foto: AFP PHOTO / Manan Vatsyayana)
"Ini tindakan melawan rakyat Kamboja yang ingin menentukan nasibnya sendiri," kata Phay.
Meski dihujani kritik dari Negeri Paman Sam, sekutu dekat Kamboja, China, malah menyampaikan selamat atas terselenggaranya pemilu yang damai dan aman.
"Saya percaya pemilu parlemen Kamboja adalah persoalan pribadi bagi Kamboja," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.
"Kami harap komunitas internasional dapat memberikan bantuan konstruktif bagi Kamboja agar negara itu tetap stabil dan mencapai pembangunan," kata Geng lagi.
China dalam beberapa tahun terakhir telah mengucurkan miliaran dolar AS untuk membantu pembangunan di Kamboja. Mereka pun memberi pinjaman kepada negara itu dalam bentuk mekanisme bilateral serta Insiatif Jalur Sutera Baru (OBOR).
ADVERTISEMENT