Hasil Perhitungan Suara Pemilu Malaysia: Mahathir Mohamad Kalah

20 November 2022 1:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahathir Mohamad. Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
zoom-in-whitePerbesar
Mahathir Mohamad. Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Malaysia menggelar pemilu dini untuk memilih perdana menteri, Sabtu (19/11). Ada empat kandidat kuat dalam pemilihan perdana menteri ini yaitu Ismail Sabri Yakoob, Mahathir Mohamad, Anwar Ibrahim, dan Muhyiddin Yasin.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Mahathir yang kini berusia 97 tahun harus kehilangan kesempatannya untuk kembali duduk sebagai perdana menteri. Berdasarkan hasil perhitungan suara, Mahathir berada di urutan keempat. Hal ini diungkapkan Komisi Pemilihan Umum Malaysia.
Dengan demikian, ini menjadi kekalahan elektoral pertama Mahathir dalam lebih dari setengah abad. Mahathir merupakan pemegang rekor dunia Guinness sebagai "perdana menteri tertua di dunia". Rekor itu didapat setelah Mahathir menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya pada 2018, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-93.
Mahathir pada pemilihan kali ini mencalonkan diri di bawah naungan Partai Pejuang Tanah Air. Ia sempat menertawakan saran banyak pihak yang memintanya untuk pensiun sambil berkata bahwa memiliki "peluang yang bagus" untuk menang di pemilihan kali ini.
ADVERTISEMENT
Seorang wanita memberikan suaranya dalam pemilihan umum ke-15 Malaysia di Bera, Pahang, Malaysia, Sabtu (19/11/2022). Foto: Lai Seng Sin/Reuters
"Saya masih berdiri dan masih berbicara dengan anda, saya pikir, membuat jawaban yang masuk akal," kata Mahathir.
Lebih lanjut, Mahathir sempat menyebut tidak akan membentuk koalisi dengan partai-partai yang dipimpin oleh penjahat -- merujuk pada Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai mantan perdana menteri Najib Razak yang kini dipenjara.
Pemilu Malaysia digelar di tengah krisis politik yang berlangsung selama empat tahun terakhir dan meningkatnya biaya hidup di negara itu.
Penyelenggaraan pemilu digelar usai Malaysia mengalami pergantian perdana menteri sebanyak tiga kali dalam tempo empat tahun. Pengamat menyebut pemilu tahun ini sebagai yang tersengit.