Hasto Bantah Batalnya Anies Diusung PDIP di Jakarta karena Penolakan Internal

30 Agustus 2024 5:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
PDIP batal mengusung Anies Baswedan sebagai cagub di Pilkada Jakarta 2024. Mereka akhirnya mengusung Pramono Anung-Rano Karno yang telah mendaftar ke KPU pada Rabu (28/8) lalu.
ADVERTISEMENT
Batalnya Anies diusung menimbulkan isu liar yang beredar, salah satunya ada penolakan dari sebagian internal PDIP yang pro Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sehingga hal itu membuat Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengambil sikap.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membantah kabar tersebut. Dia memang tak menjelaskan secara detail alasan batalnya Anies diusung. Namun, menurutnya Anies dan PDIP sudah ada kesepamahan.
Anies Baswedan dan Rano Karno bertemu di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Senin (26/8/2024). Foto: Dok. Istimewa
"Bukan-bukan dari penolakan internal, karena kesepahaman itu sudah dibangun. Bahkan satu setengah jam kami juga menjelaskan pemikiran-pemikiran Bung Karno dan Ibu Megawati Sukarno Putri dari aspek geopolitik, juga perhatian terhadap umat Islam, sampai Bung Karno mendapat gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam dalam konferensi Islam Asia Afrika," kata Hasto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (29/8).
ADVERTISEMENT
Menurut Hasto, yang menjadi penghambat Anies maju adalah upaya pengkondisian semua partai sehingga Anies tak punya perahu maju di Pilkada Jakarta 2024.
Hasto juga mengeklaim ada upaya pihak yang mengepung PDIP dan Anies. Namun, reaksi publik terhadap penolakan Revisi UU Pilkada dianggap sebagai aspirasi yang mengubah jalannya tekanan tersebut.
"Dan hambatannya ya mereka yang kemarin mencoba, untuk melakukan pengkondisian di Pilkada DKI. Kekuasaan itulah yang konstitusi saja mau dilanggar, itu karena memang sebenarnya upaya untuk mengepung PDI Perjuangan dan Pak Anies," ungkapnya.
"Dan kekuasaan itu terus bekerja, tidak pernah berhenti. Meskipun gerakan aspirasi dari mahasiswa itu semakin kuat berbicara," tandasnya.