Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Internal PDIP bergejolak. Pemicunya karena tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam agenda konsolidasi 2024 PDIP se-Jawa Tengah pada Sabtu (22/5).
ADVERTISEMENT
Dalam konsolidasi itu, Ketua DPP Puan Maharani memberikan arahannya terhadap para kader mereka se-Jateng.
Banyak pihak menduga tidak diundangnya Ganjar karena persaingan menuju Pilpres 2024 antara Puan dan Ganjar.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, semua kader harus terus merapatkan barisan. Sebab sudah banyak pihak yang menurutnya mulai melakukan dansa politik.
"Terus rapatkan barisan mengingat banyak pihak yang sudah melakukan dansa politik untuk 2024 dan jangan beri peluang siapa pun dari luar partai untuk memecah belah kekuatan partai kita," kata Hasto dalam keterangannya yang diterima kumparan, Senin (24/5)
Hasto menekankan persoalan Pilpres 2024 adalah keputusan dari pimpinan partai mereka yaitu Megawati Soekarnoputri. Keputusan Megawati sudah berhasil menjadikan Jokowi menjadi presiden selama dua periode.
ADVERTISEMENT
"Partai dengan memberikan hak prerogatif kepada Ketua Umum Partai telah berhasil mengantar Pak Jokowi sebagai Presiden dan kini memasuki periode kedua untuk Indonesia yang lebih maju," tegas Hasto.
Hasto meminta para kader PDIP tetap bersama rakyat. Sementara, keputusan politik ke depan akan diputuskan oleh Megawati agar tidak ada gejolak dalam internal.
"Terus bergerak ke bawah bersama rakyat, sehingga ketika tiba momentum politik bagi Ibu Megawati untuk mengambil keputusan, seluruh kader Partai telah mengakar dalam semangat kolektivitas untuk kejayaan bangsa dan negara Indonesia," tutup Hasto.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang Wuryanto mengatakan alasan Ganjar tak diundang dalam rapat itu karena masih terlalu sibuk dalam pencapresan.
Padahal, Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah hingga saat ini.
ADVERTISEMENT