Hasto: Buwas Dicopot dari Dirut Bulog karena Ada Kepentingan

7 April 2024 21:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
Budi Waseso di Kantor Bulog, Jakarta, Rabu (18/10/2023).  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Budi Waseso di Kantor Bulog, Jakarta, Rabu (18/10/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyatakan ada sumber daya negara yang digunakan sebagai desain kecurangan.
ADVERTISEMENT
"Maka kita juga bisa melihat, ada sumber daya negara by intimidasi, ada sumber negara yang digunakan sebagai suatu desain kecurangan," ujar Hasto dalam diskusi yang bertajuk "Membuka Kotak Pandora Sirekap Saksi Bisu Kejahatan Pilpres 2024" di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (7/4).
Salah satunya yakni pencopotan Budi Waseso (Buwas) dari jabatan Direktur Utama Bulog.
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan pada konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (1/2/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Hasto, pencopotan ini disebabkan oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
"Maka penggantian Pak Buwas dari Dirut Bulog itu tidak terlepas dari kepentingan-kepentingan," ucap Hasto.
Ia juga menyatakan terdapat testimoni dari Mensos, Tri Rismaharini, bahwa ada surat dari Kepala Badan Penanggulangan Pangan diintervensi dengan beras Raskin 10 kilogram per keluarga.
"Bayangkan testimoni dari Bu Risma, ada surat dari Kepala Badan Penanggulangan Pangan, yang dana jelas 22 juta keluarga diintervensi dengan Raskin 10 kilogram beras per keluarga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini menurut Hasto, apabila dalam satu keluarga terdapat empat orang yang terdampak, maka setidaknya ada 80 juta orang yang juga terdampak.
"Artinya kalau satu keluarga kita ambil empat saja orang yang terpengaruh, berarti itu paling tidak 80 juta orang, dan ini bisa mulus dilakukan setelah Pak Buwas diganti," imbuhnya.
Budi Waseso melakukan monitoring ketersediaan stok beras di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lebih lanjut, Hasto menilai perpaduan mobilisasi aparat dengan pengerahan sumber daya negara dapat menyebabkan berbagai persoalan.
"Sehingga perpaduan kotak Pandora yang ketiga dan keempat tadi itu sangat berbahaya, yaitu mobilisasi aparatur negara dan sumber daya negara menjadi tidak terbatas," jelas Hasto.
"Ini yang menimbulkan berbagai persoalan-persoalan tadi," pungkasnya.
Buwas digeser dari posisinya sebagai Dirut Perum Bulog menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
ADVERTISEMENT
Muncul isu Buwas digeser dari Bulog ke PT Semen Indonesia karena dekat dengan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Buwas salah satu tokoh yang cukup dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.