Hasto: Ganjar Mengedepankan Alutsista Anak Bangsa, Prabowo Beli Bekas

6 Januari 2024 19:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Konsolidasi TPN Ganjar-Mahfud di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Konsolidasi TPN Ganjar-Mahfud di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meyakini Capres 03 Ganjar Pranowo sudah siap menampilkan program terkait pertahanan pada debat ketiga pilpres, Minggu (7/1) mendatang. Hasto menilai Ganjar punya program unggul yang akan mendorong pengadaan alutsista karya anak bangsa.
ADVERTISEMENT
"Terkait persiapan debat, kami percaya bahwa Pak Ganjar menyiapkan materi terkait geopolitik, keamanan, pertahanan, dan hubungan luar negeri dengan sebaik-baiknya. Memang ada constrasting antara Pak Ganjar dan Pak Prabowo," kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Sabtu (6/1).
"Dalam pengadaan alutsista itu (Pak Ganjar) mengedepankan kemampuan anak bangsa untuk menguasai ilmu pengetahuan dan research, inovasi dan mengembangkan konsepsi pertahanan negara yang menjadikan rakyat kekuatan terpenting. Sehingga industri pertahanan akan memaksimalkan kemandirian, kemampuan anak-anak bangsa, khususnya anak-anak muda untuk menguasai teknologi pertahanan," imbuh dia.
Lain dengan Ganjar, ia menyindir program pengadaan alutsista Capres 02 Prabowo Subianto yang dinilai cenderung menambah utang.
"Sementara Pak Prabowo di tengah persoalan kenaikan harga kebutuhan pokok, lebih memilih untuk menambah pinjaman luar negeri sebesar Rp 386 triliun rupiah untuk beli alutsista. Dan ini kalau Pak Ganjar alutsista berdikari dari anak-anak bangsa, kalau Pak Prabowo membeli dengan utang luar negeri," kata Doktor Ilmu Pertahanan lulusan Universitas Pertahanan itu.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengkritik keputusan capres sekaligus Menhan yang kerap membeli alutsista bekas tersebut. Selain itu, Hasto menuding Prabowo kerap mementingkan orang terdekatnya dalam memajukan pertahanan.
"Itu yang membedakan. Kalau Pak Ganjar akan mendorong karena rasa cintanya kepada prajurit-prajurit TNI agar dapat menggunakan alutsista yang mutakhir, sebagaimana dilakukan pada masa Bung Karno dengan cara pandang geopolitik, dengan melibatkan Indonesia di dalam berbagai persoalan-persoalan menjaga perdamaian dunia. Pak Prabowo dengan membeli alutsista bekas," lanjut Hasto.
"Kemudian kalau Pak Ganjar Pranowo konsep pertahanan itu dalam cara pandang geopolitik, dengan melihat aspek-aspek geografis, kalau Pak Prabowo lebih mementingkan kepada teman-temannya dengan membentuk teknologi militer Indonesia," tandas dia.