Hasto Jawab Andi Arief: Rusak Bendera Partai Lain Bukan Watak PDIP

15 Desember 2018 18:05 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
Hasto Kristyanto dan Djarot Syaiful Hidayat di Konsolidasi PDIP Kabupaten langkat, Sumut, Sabtu (15/12). (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hasto Kristyanto dan Djarot Syaiful Hidayat di Konsolidasi PDIP Kabupaten langkat, Sumut, Sabtu (15/12). (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons tudingan Andi Arief soal perusakan bendera Partai Demokrat di Riau. Hasto menegaskan tindakan tersebut bukan karakter PDIP.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau ada yang mengatakan, di Pekanbaru sana, kita dituduh kader PDI Perjuangan ada yang merusak bendera Demokrat, itu bukan watak, itu bukan karakter PDI Perjuangan," kata Hasto Kristiyanto, di Stabat, Sumut, Sabtu (15/12).
Hasto menjelaskan, berdasarkan hasil survei, menurut Hasto, PDIP tak memiliki irisan dengan Partai Demokrat, PAN dan PKS. Berdasarkan survei, lanjut Hasto, irisan PDIP adalah gerindra, namun yang paling beririsan dengan Gerindra adalah Golkar, NasDem, Demokrat dan PAN.
"Jadi tidak ada relasinya, yang menuduh kita dengan tindakan tercela tersebut," ucap Hasto.
Hasto lalu bercerita soal pengalaman PDIP, saat kantornya diserang dalam peristiwa 27 Juli 1996 (insiden Kudatuli).
"Tapi kita tidak bermelodrama saudara-saudara sekalian. Kita tidak menuduh yang lain, kita menempuh jalur hukum," tutur Hasto.
Suasana Konsolidasi PDIP di Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Sabtu (15/12). (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Konsolidasi PDIP di Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Sabtu (15/12). (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
Atas dasar itu, Hasto menegaskan, kalau ada yang menuduh PDIP terlibat menurunkan atribut partai lain, ia tak paham sejarah perjalanan PDIP.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana sejarah PDI Perjuangan, yang mencoba dihancurkan pun, kita menempuh jalur hukum. Kita tidak menangis di hadapan rakyat. Kita justru meneguhkan mental kita, untuk berjuang," kata Hasto.
"Namanya partai (suara) turun, jangan salahkan pihak lain. Namanya elektabilitas partai turun, kembali refleksi ke dalam. Apakah ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan partainya? Ketika ada partai yang berkomitmen memberantas korupsi, lalu mengatakan tidak pada korupsi, tapi kemudian korupsi juga," pungkas Hasto.
Sebelumnya, Wasekjen Demokrat Andi Arief dalam cuitannya di twitter menyinggung keterlibatan partai berkuasa dalam insiden perusakan bendera itu.
"Dari pengakuan orang ditangkap oleh Polisi, jumlah perusak atribut partai Demokrat ada 35 orang yang dibagi dalam 5 kelompok, satu regu 7 orang. Mereka dibayar 150 ribu/orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari Partai berkuasa," cuit @AndiArief_, Sabtu (15/12).
ADVERTISEMENT