Hasto Jawab Grace Natalie: Presiden Harus Siap Dikritik

17 Agustus 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto merespons Stafsus Jokowi, Grace Natalie yang mengatakan kalau PDIP sering mengkritik Jokowi dan meminta agar menarik menterinya kalau sudah tidak sejalan.
ADVERTISEMENT
Hasto mengatakan, kritik dari PDIP itu dilakukan dengan cara yang demokratis. Ia mencontohkan salah satunya adalah kritik tentang larangan impor pangan.
“Tetapi ketika semuanya dibiarkan bahkan pemilu kemudian dilakukan begitu banyak manipulasi, masa ini kita diamkan,” kata Hasto kepada wartawan di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Sabtu (17/8).
Hasto juga menyebut, demokrasi itu memerlukan kritik. Ia mengatakan, setiap orang bahkan presiden pun harus siap menerima kritikan.
“Setiap orang harus siap menerima tanggung jawabnya. Seorang presiden harus siap untuk dikritik ketika ada yang tidak benar,” tuturnya.
Presiden Jokowi mengangkat politikus PSI Grace Natalie sebagai Stafsus Presiden, Rabu (14/5/2024). Foto: dok. @gracenat/ Instagram
Selain itu, Hasto juga menyinggung soal sifat “asal bos senang” dan tidak berani mengkritik demi mendapat jabatan.
“Ketika ada orang yang membela membabi-buta, berarti dia melupakan gagasan-gagasan Indonesia merdeka ini, mungkin karena berlindung di balik harapan jabatan yang diembannya, takut kehilangan jabatan yang diembannya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Grace menuturkan, PDIP selalu menyerang Jokowi. Ia pun meminta kepada PDIP untuk menarik menterinya yang masih berada di kabinet jika sudah tidak sejalan dengan pemerintah.
"Sudah cukup lama PDIP terus menerus menyerang dan memfitnah Pak Presiden. Kalau memang sudah tidak sejalan dengan pemerintah, ya tarik aja menteri-menterinya. Gitu aja kok repot," ucap salah satu pendiri PSI ini.