Hasto Kritik Pengadaan Alutsista Prabowo

2 Januari 2024 21:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Konsolidasi TPN Ganjar-Mahfud di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Konsolidasi TPN Ganjar-Mahfud di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengkritik keras kebijakan Menhan Prabowo Subianto dalam pengadaan alutsista. Hasto menuding Capres 02 itu menyalahgunakan kekuasaan dalam pengadaan, seperti bekerja sama hanya dengan kerabat dekat.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Hasto saat menyinggung materi debat capres dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik yang akan diselenggarakan, Minggu (7/1).
"Kami juga terus memberikan dukungan kepada pelaksanaan debat yang akan membahas politik luar negeri keamanan bagian dari aspek geopolitik, pertahanan, itu merupakan hal yang sangat strategis, menunjukkan diferensiasi Pak Ganjar, Prof Mahfud, di mana konsep pertahanan yang dikedepankan konstelasi geografis dengan melihat kita akan menjaga," kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Selasa (2/1).
"Sehingga kita punya laut sebagai masa depan. Itu yang akan disampaikan, yang berbeda dengan Pak Prabowo, yang pengadaan alutsista itu habis untuk suatu PT teknologi militer Indonesia yang berisi oleh sahabat-sahabat dekatnya," imbuh dia.
Menhan Prabowo Subianto saat kegiatan pengangkatan Menhan RI sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir di Ksatrian Marinir Sutedi Senaputra, Karangpilang, Surabaya, Selasa (14/02). Foto: Dispenal
Hasto juga mengatakan Ganjar-Mahfud akan mengedepankan pengadaan alutsista dalam negeri. Tak seperti Prabowo yang dinilainya kerap meminjam dari luar negeri untuk pengadaan alutsista.
ADVERTISEMENT
"Ini yang membedakan dari kekuatan pergerakan rakyat, dengan membangun kekuatan pertahanan, ditinjau dari kekuatan anak bangsa dalam mengembangkan industri alutsista nasional. Daripada sekadar beli, beli dan beli, bahkan sampai pinjaman ke luar negeri meningkat mencapai Rp 380 triliun," kata Hasto.
"Ketika rakyat menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok, Pak Prabowo justru malah menambah utang luar negeri sebesar Rp 386 triliun untuk beli alutsista. Bukan dengan cara memberdayakan industri nasional kemampuan anak-anak bangsa untuk melakukan suatu loncatan kemajuan, dengan percaya kepada kemampuan sendiri," tandas dia.