Hasto Nilai Jokowi dan Megawati Tak Bisa Dibandingkan, Singgung Machiavelli

19 Oktober 2024 0:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden ke-5 sekaligus ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri menghadiri Sidang Terbuka Promosi Doktor SKSG UI Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M di Universitas Indonesia, Depok, Jumat (18/10/2024). Foto: Youtube/ Universitas Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Presiden ke-5 sekaligus ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri menghadiri Sidang Terbuka Promosi Doktor SKSG UI Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M di Universitas Indonesia, Depok, Jumat (18/10/2024). Foto: Youtube/ Universitas Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai kepemimpinan Presiden Jokowi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak bisa dibandingkan. Hal ini disampaikannya saat ditanya penguji pada sidang doktoral di UI, Depok, Jumat (18/10).
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu merupakan jawaban yang dilontarkan Hasto saat ditanya pengujinya, A. Hanief Saha Ghofur.
"Dari disertasi ketahanan partai yang menjadi kunci utama itu adalah kepemimpinan. Alhamdulillah saya melihat ketegasan kepemimpinan di PDIP memang kuat tegas. Tapi bagaimana PDIP menjaga ketahanan partai dari ancaman konflik yang distruktif ke masa depan. Khususnya konflik terkini konflik PDIP dengan Presiden Joko Widodo?" tanya Hanief ke Hasto dalam sidang.
Hasto pun menjawab. Ia mengawali jawabannya dengan menyatakan bahwa antara Jokowi dengan Megawati memiliki nilai berbeda.
"Antara PDI Perjuangan dan Bu Mega dan Pak Jokowi dari penelitian ini sebenarnya tidak bisa dibandingkan. Karena nilainya berbeda. Yang satu berjuang untuk Indonesia Raya yang sejati-jatinya. Yang satu memenuhi karakter the triangle of authoritarian," ujar Hasto.
Sidang Terbuka Promosi Doktor SKSG UI Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M di Universitas Indonesia, Depok, Jumat (18/10/2024). Foto: Youtube/ Universitas Indonesia
Hasto pun menyinggung bahwa Jokowi memiliki sifat-sifat yang disinggung oleh filsuf Nicolo Machiavelli.
ADVERTISEMENT
"Sebagai contoh the way of Machiavelliansm, ada tiga aspek yang diajarkan oleh Machiavelli. Yang pertama, jadilah orang munafik dan membohongi yang hebat. Yang kedua mencapai hal-hal yang besar dengn menipu."
"Ini ada teorinya. Yang ketiga, tidak pernah kekurangan alasan yang sah untuk mengingkari janji-janjinya," sebut Hasto.
Sementara itu dia menjelaskan bahwa kepemimpinan Megawati menanamkan ketika berpolitik, tujuannya selalu untuk Indonesia Raya yang sejati-jatinya.
"Tapi Bu Mega selalu menanamkan kepada kami bahwa beliau masuk politik itu dengan berjanji kepada Bung Karno. Untuk, agar Indonesia raya sejati-jatinya itu bisa menjadi diwujudkan melalui perjuangan melalui perjuangan para pendiri bangsa kita," kata dia.
Ke depannya, dilengkapi dengan bukti kualitatif dan kuantitatif yang disediakan dalam disertasinya, sistem kelembagaan meritokrasi hingga ideologi yang dimiliki PDIP disebutnya akan menjadi obat ampuh dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi partai itu dengan Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Maka ideologi inilah yang memberikan kontribusi terbesar bagi ketahanan partai sehingga dengan cara ini kami bisa menjawab secara kuantitatif dan kualitatif terhadap pertanyaan Ibu Megawati Soekarnopurti, yang menjadi landasan penelitian ini, bahwa PDI Perjuangan akan bisa bertahan, sepanjang bangsa ini ada karena kepemimpinan dan ideologi melalui pelembagaan partai," terang Hasto.
Hasto dinyatakan lulus dalam sidang doktoralnya itu. Disertasi itu membawa dia sehingga mendapatkan status cum laude dengan IPK 3,93.
Dalam sidang itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir secara langsung. Begitupan dengan sejumlah jajaran petinggi partai sertai tokoh seniornya.