Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Hasto Samakan Gibran dengan Sopir Truk Pemicu Kecelakaan Beruntun di GT Halim
30 Maret 2024 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bicara soal kematangan secara psikologis dan kedewasaan seorang pemimpin untuk memimpin bangsa.
ADVERTISEMENT
Dia mencontohkan kecelakaan di Gerbang Tol Halim Perdanakusuma pada Rabu (27/3) akibat sopir truk yang belum cukup umur dan tidak mempunyai SIM, berkendara ugal-ugalan.
"Kayak kemarin beberapa hari yang lalu ada kecelakaan, ya seorang anak usia 17 tahun nyupir truk, ternyata SIM dia tidak punya, kedewasaan di dalam menghadapi problematika di jalan raya belum terjadi, hanya gara-gara menyenggol satu mobil dia lari karena kedewasaannya belum tercapai," kata Hasto dalam diskusi 'Sing Waras Sing Menang', Sabtu (30/3).
"Lalu menabrak dan mengenai mobil lainnya. Ini sebagai contoh bagaimana ketika orang hanya berorientasi pada hasil, proses, usia itu diabaikan, maka ini juga berbahaya," lanjutnya.
Dia mengatakan, sebagai seorang sopir truk saja butuh kualifikasi untuk memastikan kesiapan dalam bertugas.
ADVERTISEMENT
Hasto berpandangan, pemimpin harus memiliki kualifikasi yang jelas untuk menyelesaikan permasalahan bangsa yang kompleks.
"Untuk sopir truk aja itu berbahaya, apalagi kaitannya dengan mengelola suatu negara sebesar Indonesia dengan problematika yang sangat kompleks, masalah ekonomi, masalah sosial, persoalan geopolitik, persoalan kemiskinan, persoalan egoisme agama yang juga masih sering kali menjadi persoalan terkait dengan mental spiritual kita," ucap dia.
Lalu, Hasto menyinggung Gibran Rakabuming Raka yang sebenarnya secara umur belum memenuhi syarat sebagai capres-cawapres. Dalam konstitusi, batas umur capres cawapres minimal 40 tahun.
"Di tengah-tengah itu muncul suatu tampilan bagaimana seorang anak presiden yang batas usia belum mencukupi, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi," tutur Hasto.
Menurutnya, sesuatu hal yang tidak ideal jika dimaklumi akan menimbulkan kerusakan bangsa ke depan.
ADVERTISEMENT
"Saya selalu mengatakan bagaimana kita mendidik anak-anak kita, bagaimana pelajaran agama bisa diterima, pendidikan Budi pekerti bagaimana bisa diterima ketika ada di tingkat nasional hal-hal yang tidak bisa menjadi gambaran suatu yang ideal. Ini yang akan menciptakan kerusakan itu," tutup Hasto.
Sekilas Sopir Pemicu Tabrakan Beruntun di GT Halim
MI adalah sopir truk pemicu kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Jakarta Timur, pada Rabu (28/3). Ia masih berusia 17 tahun dan belum mempunyai SIM.
Sopir ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi dan dijerat Pasal 311 Ayat 3 UU Lalu Lintas. Namun karena ia masih di bawah umur, status sopir truk tersebut adalah anak yang berhadapan dengan hukum.
Selain itu terungkap jika MI temperamental sehingga sulit dimintai keterangan.