Hasto Sebelum Jalani Sidang Dakwaan: Saya Adalah Tahanan Politik

14 Maret 2025 9:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto jelang sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2025).  Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto jelang sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2025). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan Harun Masiku yang menjeratnya adalah kriminalisasi hukum. Ia mengeklaim dirinya merupakan tahanan politik.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan saat Hasto tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menjalani sidang perdana pada Jumat (14/3).
"Sikap saya tetap tidaklah berubah, bahwa apa yang terjadi adalah suatu bentuk dari kriminalisasi hukum karena kepentingan kekuasaan di luarnya. Jadi saya adalah tahanan politik," kata Hasto kepada wartawan.
Hasto mengaku sudah membaca surat dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK. Menurutnya, ada banyak hal yang telah dimanipulasi.
"Begitu banyak manipulasi fakta-fakta hukum setidaknya minimum ada 20 keterangan yang sengaja dibuat berbeda antara dakwaan dengan keterangan saksi dan putusan pengadilan yang sudah inkrah," ungkap dia.
Di sisi lain, Hasto juga menyoroti proses KPK dalam merampungkan penyidikan kasus yang menjeratnya itu. Dia menganggap, KPK sengaja mengebutnya untuk menggagalkan proses praperadilan.
ADVERTISEMENT
Saat proses pelimpahan berkas perkara pun, Hasto mengaku, dirinya tengah mengalami sakit radang tenggorokan.
"Pada saat P-21 saya juga sedang dalam keadaan sakit radang tenggorokan dan kram perut akibat terlalu semangat berolahraga, tetapi itupun tetap dipaksakan sehingga hak-hak sebagai terdakwa telah sengaja dilanggar dan ini adalah suatu pelanggaran HAM yang sangat serius," tutur Hasto.
Namun demikian, Hasto menyatakan bakal menjalani semua proses hukum ini dengan tegar. Ia tetap berharap keadilan bisa ditegakkan.
"Jadi ini sudah terjadi akibat abuse of power jadi Mohon doanya, saya akan hadapi semuanya dengan kepala tegak dan mulut tersenyum, karena proses daur ulang ini sangat kental dengan muatan politik," ujarnya.