Hasto Sebut Keluarga Jokowi Sudah Putuskan Gibran Jadi Cawapres Sejak April 2023

1 April 2024 16:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan pada konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (1/2/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan pada konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (1/2/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan ternyata keluarga Presiden Jokowi sudah merestui Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres untuk Prabowo Subianto sejak April 2023. Hal itu, kata dia, berdasarkan hasil pengumpulan data dan keterangan dar sejumlah pihak.
ADVERTISEMENT
"Kalau berdasarkan dokumen yang kami kumpulkan, keterangan-keterangan yang kami kumpulkan ternyata pada akhir April keluarga Pak Jokowi sudah memutuskan bahwa Mas Gibran akan menjadi calon wakil presiden," kata Hasto di Jalan Cemara 19, Jakarta Pusat, Senin (1/1).
Dia mengatakan PDIP sudah mendengar sejak lama adanya kans Gibran menjadi cawapres Prabowo. Karena itu, pada 2 Mei 2023, DPP PDIP meminta klarifikasi dan saat itu Gibran menyatakan akan setia dengan PDIP.
"Pada tanggal 2 Mei ketika kami melakukan klarifikasi terhadap Mas Gibran apakah mau maju atau tidak sebagai cawapres lalu Mas Gibran menegaskan di depan saya dan Pak Komar [Komaruddin Watubun] bahwa tidak akan berproses ke sana karena lahir dan dibesarkan di PDIP dan kemudian tahu 'bahwa Bapak saya tahun depan akan habis kalau saya tidak berlabuh ke PDI saya ke mana lagi'," ucap Hasto.
ADVERTISEMENT
"Nah ini suatu kebohongan yang ternyata pada bulan Oktober terbukti bagaimana 25 Oktober yang bersangkutan kemudian didaftarkan sebagai calon wakil presiden," tambahnya.
Wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) usai memberikan keterangan kepada wartawan di DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tak hanya itu, Hasto mengungkapkan pada awal Agustus, Ketum Megawati Soekarnoputri juga bertanya hal yang sama kepada Gibran apakah akan maju sebagai cawapres. Dan tetap dijawab tidak.
"Kemudian ketika awal Agustus di dalam rapat konsolidasi seluruh kepala daerah Ibu Megawati Soekarnoputri juga bertanya hal yang sama dan dijawab di hadapan seluruh kepala daerah bahwa Mas Gibran tidak akan maju karena ini penting jawaban kader PDIP dengan kejujuran ini sangat penting sebagai suatu instrumen pengambilan keputusan bagi PDIP," tuturnya.
Namun, kenyataannya Gibran maju menjadi cawapres Prabowo. Hasto mengatakan hal inilah yang menjadi awal mula terjadinya abuse of power Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Nah kalau ini kemudian prosesnya berjalan normal, demokratis itu mungkin rakyat bisa melihat adanya kebenaran, tapi inilah kemudian yang mendasari abuse of power dari penyelenggaraan kekuasaan negara, sumber-sumber daya negara, alat-alat negara, inilah yang dipersoalkan oleh PDIP," katanya.
"Kalau berkhianat kepada partai itu sudah biasa sebagai bagian dari dinamika organisasi partai tetapi ketika berkhianat kepada konstitusi, pada demokrasi yang berkeadilan rakyat, apalagi nilai-nilai kejujuran seorang pemimpin itu pin dikorbankan, maka ini menjadi suatu persoalan yang sangat serius bagi kita sebagai bangsa," tandas Hasto.