Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Hasto Singgung Fenomena Over Shooting dalam Dugaan Kecurangan Pemilu
14 Februari 2024 20:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan TPN Ganjar-Mahfud akan membentuk tim investigasi untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu. Hasto menyebut, tim khusus itu akan terdiri dari ahli hukum hingga investigasi forensik.
ADVERTISEMENT
"Untuk melihat dari seluruh proses-proses yang ada dan tim khusus ini tentu saja juga akan menampung dari pihak-pihak yang punya interest begitu besar di dalam menjaga demokrasi Indonesia," kata Hasto di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/2).
Berdasarkan hasil quick count dari berbagai lembaga survei, paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD tertinggal jauh dari paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan di bawah paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Meski quick count tidak bisa dijadikan patokan, Hasto menilai ada sejumlah pertanyaan.
"Pertama adalah ketika pemilu dilaksanakan di dalam demokrasi di mana anomali itu terjadi, kemudian juga apa yang menjadi harapan rakyat baik ada yang di dalam negeri dan luar negeri itu ternyata menunjukkan suatu hasil yang jauh berbeda," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil exit poll yang beredar beberapa hari belakangan, suara Ganjar-Mahfud cukup unggul di luar negeri. Menurut Hasto, itu mencerminkan tidak adanya operasi intimidasi, tidak adanya operasi keterlibatan dari institusi-institusi negara sehingga warga Indonesia di sana bisa menyampaikan pilihannya secara jernih.
"Tetapi berbeda dengan dalam negeri yang memang dari aspek hulu ke hilir terjadi berbagai persoalan yang sangat serius, sehingga anomali demokrasi ini yang kemudian kami lihat, kami melihat tampak adanya fenomena over shooting. Jadi kalau berburu itu nembaknya berlebihan. Ini pernah terjadi di Timor Timur pada Pemilu 1997 ketika suatu operasi masif dilakukan," ungkapnya.
Hasto mengatakan, rezim saat itu kaget karena partai penguasa bisa meraih hampir 100 persen suara.
ADVERTISEMENT
"Bahkan upaya untuk mendapatkan 7-8 persen itu pun menunjukkan suatu over shooting tadi," tuturnya.
Fenomena over shooting itu, lanjut Hasto, dilihat PDIP bersama koalisi -- PPP, Perindo, Hanura. Hal itu semakin terlihat lewat hasil quick count yang dinilai ada kejanggalan besar.
"Sehingga ini kami analogikan seperti over shooting yang terjadi pada Pemilu tahun 97 saat itu," pungkasnya.