Hasto soal Kelakar 'Anak Presiden' Ma'ruf Amin: Itu Sindiran

31 Mei 2024 20:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekertaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (18/4/2024). Foto: ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
zoom-in-whitePerbesar
Sekertaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (18/4/2024). Foto: ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wapres Ma'ruf Amin sempat berkelakar pada Ijtima Ulama di Bangka. Katanya, kalau bisa memilih, ia ingin lahir sebagai anak Presiden.
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melihat kelakar ini dari sudut pandang lain. Katanya, itu bentuk sindiran.
"Sekarang justru yang kita khawatirkan kan budaya proses yang seharusnya ditunjukkan pemimpin tertinggi bangsa ini ternyata justru sering di bypass oleh budaya yang tidak mencerdaskan proses meritokrasi," kata Hasto di Ende, NTT, Jumat (31/5).
"Budaya mengukir prestasi. Itu merupakan sindiran," imbuh dia.
Kata Hasto, publik pun paham maksud Ma'ruf. Meski ia juga tak merincinya.
"Ya semua paham apa yang disampaikan Pak Wapres KH Ma'ruf Amin, kalau kita sebagai bangsa timur sangat memahami pernyataan tersebut," tuturnya.
"Kita sudah tahu mana yang ditujukan oleh KH Ma'ruf. Kita sudah tahulah arahnya ke mana," tutup dia.
Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tiba di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (31/5/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Kelakar Ma'ruf ini konteksnya adalah soal manusia tidak bisa memilih beberapa takdirNya. Salah satunya soal dari siapa ia dilahirkan.
ADVERTISEMENT
"Orang tidak bisa milih siapa bapaknya, siapa ibunya. Kalau bisa milih, bisa. Saya pengin jadi anak presiden. Tapi, kan, enggak bisa," ungkapnya, Kamis (30/5).
Demikian pula dengan fisik. Ia yakin orang memilih lahir sebagai yang berkulit putih dan berhidung mancung jika diberi pilihan.
"Tetapi di dalam masalah memilih jalan hidup, Allah tidak maksa. Supaya milih. Iman itu dengan ikhtiar kita. Supaya apa? Supaya datang kepada Allah, supaya datang kepada Tuhannya dengan ketaatan yang pilihannya sendiri. Supaya datang kepada Tuhannya dengan ketaatan berdasarkan kecintaan. Makanya suruh milih kita itu," jelasnya.
"Itulah istilahnya kita milih boleh mau beriman atau tidak beriman. Kalau beriman masuk surga, kalau yang belum beriman ada yang milih jalan surga, ada yang milih jalan neraka," pungkasnya.
ADVERTISEMENT