Hati-hati Pakai Wi-fi Publik Saat Lakukan Transaksi Perbankan

9 Februari 2019 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wi-Fi Gratis. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wi-Fi Gratis. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Adanya sistem mobile banking mempermudah pembayaran, sehingga tak perlu lagi tatap muka untuk merampungkan sebuah transaksi. Namun, transaksi semacam ini tidak lepas dari ancaman keamanan.
ADVERTISEMENT
Praktisi Keamanan Siber Yohanes Syailendra mengungkapkan, salah satu ancaman yang mungkin muncul saat menggunakan layanan mobile banking adalah serangan virus berupa malware. Virus komputer ini bisa menyerang perangkat perangkat elektronik yang dapat berujung ke pembobolan rekening.
“Di banking mereka sudah lakukan antisipasi. Tapi kalo temen-temen udah download (virus) malware, bank tidak mau tahu, karena kesalahan ada di pengguna,” ucap Yohanes Syailendra usai diskusi di D’Consulate Lounge, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (9/2). Untuk mengantisipasi hal serupa, Yohanes menyarankan agar tidak bertransaksi apapun dengan memanfaatkan Wi-fi publik. Wi-fi publik ini memang sering ditemui di kafe-kafe, ataupun pusat perbelanjaan hingga rumah makan. “Jadi yang pertama misalnya di publik wifi ketemu, misal starbuck. Tiba-tiba ada 2 wifi, itu kita harus hati-hati. Jangan konek. Misalnya tiba-tiba muncul 2 SSID-nya starbuck dua-duanya. Itu jangan konek,” kata Yohanes.
com-Mobile Banking Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Yohanes juga menganjurkan agar masyarakat tidak menginstal dan tidak melakukan sistem roots atau jailbreak dari handphone-nya. Roots dan Jailbreak adalah membuka batasan-batasan handphone yang telah ditentukan oleh pabrikan handphone, dengan kata lain kustomisasi. “Nah kalo handphone bapak di roots, saya bisa take over handpohone bapak,” kata Yohanes. Memang, sampai saat ini belum ditemukan cara melawan virus malware selain menggunakan antivirus. Malware, bisa juga masuk melalui beberapa aplikasi tambahan yang harus didownload melalui penyedia layanan seperti Google Store atau App Store. Yohanes menyarankan agar publik selalu mengecek keamanan aplikasi baru tersebut menggunakan Automated Malware Analysis. “Satu-satunya cara download APK-nya, kemudian upload ke Automated Malware Analysis. Memang cara satu-satunya sekarang baru itu,” terangnya. Sebagai saran, Yohanes juga meminta masyarakat memahami beberapa simbol yang ada dalam mesin pencarian semacam Google. Di kolom web, biasanya tertera sebuah simbol gembok. “Kalau ada kunci warna merah, jangan lakukan trnaskaksi apapun. Itu lagi di tapping. Kalo ketemu https coret merah, di mobile atau apapun jangan lakukan transkasi apapun,” tutup Yohanes.
ADVERTISEMENT