Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
HDS ‘Krimi’ Eks Mahasiswa UI: Jika Orang Tak Suka, Masalah Tak Usai
25 November 2017 17:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
HDS alias Krimi, mantan mahasiwa Universitas Indonesia (UI) yang berbohong mengenai prestasi akademiknya, tak ingin memperpanjang masalah yang menimpanya. Ia mengatakan ini setelah seorang mantan mahasiswa University Malaya mengatakan terdapat fakta tak akurat terkait klarifikasi HDS.
ADVERTISEMENT
“Karena apapun tanggapan orang dan bagaimanapun klarifikasi saya, kalau orangnya tidak suka dengan saya dan tidak puas dengan klarifikasi saya, masalah ini tidak akan selesai,” kata HDS kepada kumparan melalui pesan singkat, Sabtu (23/11).
Berikut keterangan mantan mahasiwa University Malaya (UM) yang diterima kumparan pagi ini:
Terkait artikel klarifikasi oleh HDS, saya selaku mantan mahasiswa University Malaya pada masa yang sama dengan HDS menemukan beberapa fakta yang tidak akurat dari pernyataan HDS tersebut, terutama terkait anugerah tokoh mahasiswa internasional yang diraihnya. Dan saya juga memiliki bukti atas kebohongan yang sekali lagi HDS lakukan dalam pernyataan tersebut.
Alasan saya melakukan ini bukanlah bentuk bully ataupun berusaha menjatuhkan HDS, tapi dikarenakan HDS masih berusaha mencari simpati dan mencari pembenaran atas kesalahannya yang saya rasa bukanlah sikap yang benar untuk dilakukan. Hal ini telah menjadi rahasia umum di kalangan mahasiswa Indonesia di kampus pada masa itu. Dan alasan isu ini tidak pernah dipublikasikan karena terkait nama baik kampus.
HDS mengatakan, “Kalaupun ada masalah menurut yang bersangkutan, saya rasa masalah ini boleh terus dialamatkan dan didiskusikan langsung kepada saya dan pihak kampus.”
ADVERTISEMENT
HDS alias Krimi juga berharap kasusnya tak kian jadi konsumsi publik. “Terutama bagi yang tidak tahu duduk masalah dari awal.”
Ia menegaskan, telah terang meminta maaf terkait masalahnya di Universitas Indonesia dan University Malaya, serta berjanji untuk tidak melakukan hal serupa di masa depan.
Berikut klarifikasi lengkap HDS--yang disebut kawan sekampusnya di UM Malaysia tak sepenuhnya benar:
Dengan rendah hati saya mengakui kesalahan saya dan memohon maaf yang sebesar-besarnya atas masalah transkrip nilai dan foto wisuda sebagaimana yang dikatakan oleh Dosen Fauziah di akun Twitter-nya.
Namun jika dikatakan bahwa saya DO dari kampus FEUI, sejujur-jujurnya, saya dan keluarga tidak pernah menerima surat yang mengatakan saya dikeluarkan dari kampus, di semester 3 itu. Kejadian pada waktu itu seperti mengambang, dan memang saya memutuskan untuk pindah ke kampus UM di Malaysia sebagai freshmen, karena lulus seleksi admission UM.
ADVERTISEMENT
Saya tidak pernah menggunakan transkrip UI sebagai syarat masuk ke UM. Saya memang pernah menggunakan transkrip UI di tahun kedua saya di UM untuk memindahkan beberapa SKS dari UI ke UM, namun UM tidak menerimanya. Sehingga dapat saya katakan semua mata kuliah yang saya ambil di UM adalah murni mata kuliah UM dan dari kampus Korea, tempat saya dikirim pertukaran pelajar (student exchange) tahun 2015.
Kemudian, tuduhan yang mengatakan bahwa saya menggunakan ijazah UI, sekarang sedang bekerja di salah satu bank, dan juga sedang S2 adalah TIDAK BENAR. Saya masih di tahun akhir dan menunggu wisuda di UM.
Seterusnya, segala pencapaian saya di Malaysia termasuk sebagai peraih Anugerah Tokoh Siswa (Mahasiswa Berprestasi Nasional) 2016/2017 untuk International Students dan CoCurriculum Excellence Award adalah murni usaha saya dan bukan rekayasa.
ADVERTISEMENT
Tuduhan seterusnya mengenai bachelor thesis/skripsi saya yang mencatut nama dosen untuk memudahkan saya atau tuduhan lainnya adalah TIDAK BENAR. Hal ini boleh dikroscek kepada thesis advisor saya di Malaysia.
Alasan saya memberanikan diri untuk mengambil foto wisuda di UI adalah karena saya tidak ingin mengecewakan orang tua saya, terutama ibu saya yang sedang berjuang melawan kanker. Sedari awal saya tidak tega untuk jujur kepada ibu saya serta pihak lainnya bahwa saya pindah dan mengesankan bahwa saya menjalani program dual degree di UI/UM.
Walau bagaimanapun, beberapa orang teman saya, baik di UI dan UM, memang telah mengetahui kepindahan saya ke UM sebelum kasus ini diangkat.
Saya menyadari bahwa ini sepenuhnya adalah kesalahan saya dan saya berkomitmen kepada Tuhan, diri saya, dan semua pihak untuk tidak mengulangi perbuatan ini di masa depan serta meninggalkan semua hal berbau UI dan fokus pada institusi saya sekarang.
ADVERTISEMENT
Saya juga sudah mengkonfirmasi dan klarifikasi kepada pihak Ibu Fauziah di FE dan pihak kampus saya di UM. UM juga sekarang sedang meneliti perkara ini.
Secara dewasa saya memohon maaf atas isu ini, namun saya menyayangkan tindakan dosen Fauziah yang mengangkat masalah ini ke media sosial sehingga menyebabkan banyak spekulasi tidak valid mengenai diri saya, terutama orang-orang yang tidak mengenali saya atau yang tidak suka dengan saya.
Saya sangat berharap semua pihak agar memaklumi klarifikasi ini dan bekerja sama untuk tidak menimbulkan isu miring mengenai diri saya.
Kisah tentang HDS mulai viral saat Fauziah Zen, seorang dosen UI, melalui akun Twitter @fautherklots, mencuit tentang kronologi kebohongan HDS ketika masih menjadi mahasiswa UI, hingga akhirnya hijrah ke Negeri Jiran.
ADVERTISEMENT