Heboh Batu Bisa Bergetar Sendiri di Jember, Begini Faktanya

21 Juni 2021 13:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Heboh batu bisa bergetar sendiri di Jember, Jatim. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Heboh batu bisa bergetar sendiri di Jember, Jatim. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebuah batu yang bisa bergetar sendiri menghebohkan warga Jember, Jawa Timur. Benda itu ditemukan di sekitar SMP N Mayang, Jember. Pihak sekolah pun awalnya bingung dengan temuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Hingga kemudian, Wakil Kepala SMP N Mayang, Edi Sucipto, melakukan penelusuran perihal batu tersebut. Sebab, oleh sejumlah warga benda itu dianggap sebagai batu bertuah.
Usut punya usut, benda itu ternyata jauh dari kata mistis. Sebab, batu yang bisa bergetar sendiri itu biasa digunakan dalam pertunjukan sulap.
“Sudah tidak aneh lagi, bukan mistis. Batu itu biasa digunakan untuk pertunjukan sulap,” ujar Edi, Senin (21/6).
Berdasarkan pengujiannya, batu itu bisa bergetar saat disinari cahaya. Besar kecilnya daya getar berdasarkan daya sensor dalam menerima reaksi cahaya.
Ia menegaskan, batu tersebut memang dibuat dari bahan campuran sejumlah material oleh manusia. Di sejumlah marketplace batu ini dijual bebas dan disebut bahannya terbuat dari batu cor-coran dan reseptor cahaya yang dimasukkan ke dalam batu.
ADVERTISEMENT
Wakil Kepala SMP Negeri Mayang, Edi Sucipto, menjelaskan soal batu yang bisa bergetar sendiri di Jember, Jatim. Foto: Dok. Istimewa
Edi kemudian menyimpan benda tersebut sebagai salah satu bahan mengajar untuk mata pelajaran IPA.
“Bisa untuk media pembelajaran. Hasil browsing ke internet, kalau mau beli banyak tersedia di penjualan online harganya Rp 55 ribu,” ungkapnya.

Penemuan batu viral di SMP N Mayang

Batu itu ditemukan di halaman sekolah SMP N Mayang. Seorang tukang bangunan melihat batu itu bergerak-gerak sendiri. Hingga akhirnya video temuan batu itu viral di media sosial.
Kabar tersebut sampai juga di lingkungan sekolah. Hingga akhirnya Kepala SMP N Mayang memberikan klarifikasi.
“Mungkin sebelumnya batu itu dibawa seseorang dan kebetulan jatuh di halaman sekolah ini,” pungkas Edi.