Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Heboh Buku IPS Kelas 6 SD Tuliskan Yerusalem Ibu Kota Isreal
12 Desember 2017 14:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Foto yang memperlihatkan halaman sebuah buku membuat heboh warganet. Halaman tersebut tertulis Ibu Kota Israel adalah Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Foto tersebut diunggah oleh pengguna Facebook, salah satunya pemilik akun Angel Setiawati. Dijelaskan dalam unggahan itu, buku tersebut adalah buku IPS kelas 6 SD terbitan Yudhistira.
"Buku IPS Kelas 6 SD yang diterbitkan oleh Yudistira. Di situ tertulis Ibu Kota Israel adalah Jerussalem, Palestina ada tertulis tapi ga ada ibukota-nya," tulisnya, Senin (11/12).
Pengguna lainnya pemilik akun Arif Rahman Hakim juga mengunggah hal yang sama. Unggahan ini mendapat respons beragam. Sebagian besar mengecam hal tersebut.
kumparan mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada pihak penerbit Yudhistira yang berkantor di Ciawi, Jawa Barat. Melalui sambungan telepon, resepsionis mengatakan pihak yang berwenang memberikan klarifikasi soal ini sedang rapat.
"Saat ini pihak marketingnya sedang meeting. Nanti bisa hubungi kembali," ucapnya.
ADVERTISEMENT
kumparan juga mengecek sejumlah buku IPS kelas 6. Hasilnya terdapat sejumlah buku yang menuliskan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Salah satunya buku karangan Irawan Sadad Sadiman dan Shendy Amalia yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009. Halaman 75 tertulis Ibu Kota Israel adalah Yerusalem.
Selain itu, ada juga buku IPS kelas 6 karangan Sutoyo dan Leo Agung. Buku ini diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009. Di halaman 69 tertulis Yerusalem adalah Ibu Kota Israel.
Soal buku karangan Sutoyo dan Leo Agung ini sudah diminta ditarik oleh Komite Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Buku ini beredar di sekolah-sekolah Indonesia di sana.
Seperti dilansir Antara, Selasa (12/12) Ketua Komite SIKL Hardjito Warno di Kuala Lumpur meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menarik dan merevisi buku IPS kelas VI SD karangan Sutoyo dan Leo Agung.
ADVERTISEMENT
Hardjito kepada Antara mengatakan "kesalahan fatal pencantuman nama negara penjajah Palestina itu bertolak belakang dengan konstitusi Pembukaan UUD NRI 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan."
Selain itu juga mencederai upaya yang dilakukan Pemerintah RI dalam memperjuangkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina dan mendorong perjuangan kemerdekaan negara tersebut.
Menurut Hardjito saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur dan kepala sekolah SIKL untuk menyelesaikan masalah ini.
Hardjito mengatakan Komite Sekolah Indonesia Kuala Lumpur meminta Kemendikbud RI segera menarik dan merevisi buku itu. Hal ini penting agar tidak ada kerancuan berpikir dari pelajar sekolah dasar dalam menyikapi siapa sebenarnya yang menjajah Palestina.
Menurut Hardjito buku IPS kelas VI tersebut saat ini bisa diunduh gratis di Google Play Store.
ADVERTISEMENT