Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Heboh Cuitan 'Kami Bersama Presiden Jokowi Tapi Boong' di Medsos BEM FISIP Unpad
16 Juli 2021 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam poster utama yang diunggah, BEM FISIP menyatakan dukungan kepada Jokowi. Namun, dukungan itu lalu disanggah lewat poster lainnya dengan menambahi kata 'Tapi Boong' disertai dengan potret Jokowi sedang tertawa.
"Kami Bersama Presiden Jokowi," unggah dua poster yang ditampilkan di layar utama akun Twitter @bemfisipunpad sebagaimana dilihat, Jumat (16/7).
"Tapi boong," bunyi poster berikutnya yang diunggah.
Selain di Twitter, poster yang sama juga diposting di Instagram.
Pada poster lainnya, BEM FISIP menampilkan sejumlah poin berisi kritik atas kinerja Jokowi. Terdapat lima poin kritik diutarakan mulai dari Jokowi yang dinilai antikritik hingga bagi-bagi jabatan pada keluarga dan kerabat dekat untuk menduduki jabatan pejabat publik bahkan komisaris di BUMN.
"Mulai dari beda instruksi, beda pelaksanaan tentang KPK, carut marut penanganan Covid, hingga bagi-bagi kursi kepada keluarga dan rekan dekat," tulis keterangan dalam unggahan.
ADVERTISEMENT
Setelah menyampaikan lima poin kritik, unggahan lalu diakhiri dengan sebuah poster yang memperlihatkan wajah Jokowi disertai dengan tulisan 'Orde (paling) Baru'. Sementara itu, di bagian latar potret tersebut terlihat adanya tulisan 'Rezim Linglung'.
Penjelasan Ketua BEM FISIP Unpad
Ketua BEM FISIP Unpad Virdian mengatakan, unggahan berisi kritik itu bermula dari diskusi beberapa pekan lalu yang mengkritisi berbagai isu seperti demokrasi, HAM, hingga pandemi. Dengan begitu, dia menilai unggahan yang tersebar itu dapat dipertanggungjawabkan.
"'Kami bersama Jokowi tapi boong' karena kami punya rasionalisasi yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Viardian ketika dikonfirmasi, Jumat (16/7).
Virdian mengaku tidak merasa khawatir atas unggahan tersebut sebab pihaknya merasa tak melakukan pelanggaran apa pun. Sejauh ini, kata dia, belum ada pemanggilan dari pihak kampus terkait unggahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Unggahan poster tersebut, sambung Virdian, hanya dijadikan sebagai pemantik. Ke depan, pihaknya akan kembali melakukan rentetan kajian mulai dari kajian rangkap jabatan rektor hingga kajian tentang korupsi. Kajian dipastikan akan dilakukan secara ilmiah dan akademik.
"Kami juga punya dua departemen kan, propaganda dan Kastrat (Kajian Strategis). Ini memantik diskursus publik nanti kita arahkan diskursusnya ke arah ke dalam bacaan yang akademis dan ilmiah," ucap dia.
Virdian menilai bahwa kepercayaan antara pemerintah dengan rakyatnya itu ibarat mata uang sehingga bisa menurun. Maka dari itu, dia berharap pemerintah agar berhenti membohongi rakyat dan mendengarkan suara rakyat. Jangan sampai pemerintah justru malah melakukan tindakan represif kepada rakyat.