Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Heboh Dokter di RS Pirngadi Sebut Pasien Meninggal karena Obat Kosong
4 September 2024 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Moh. Ramadhani Soeroso, dokter di RSUD Pirngadi, membuat heboh usai menyebut ada dua pasiennya yang meninggal karena RS di Kota Medan, Sumut, tersebut kehabisan stok obat.
ADVERTISEMENT
Ramadhani menyatakan itu lewat akun TikToknya, @denisoeroso. Begini katanya:
“Innalillahiwainnailaihirojiun, ada pasien aku exit (meninggal dunia). Tahu kenapa kalian? Karena enggak ada obat. Aku kadang pusing juga lihat RS ini ya kan,” kata dia dalam videonya.
“Tolonglah Pak Bobby, bapak baju, maju apa ini Pilgub tolong beresin RS ini. Pening kali kepala aku. Sudah dua pasien aku exit, kan bikin malu. Ini RS gini masa enggak ada obat,” sambungnya.
Kata dia, bahkan ia sebagai dokter dan mahasiswa koas lainnya harus merogoh kocek untuk membelikan obat untuk pasien. “Sampai aku sama koas beli obat tahu,” kata dia.
Penjelasan RS Pirngadi
Terkait hal ini, RS Pirngadi membantah dua pasien tersebut meninggal karena stok obat kosong. Pasien itu mengalami sakit paru-paru.
ADVERTISEMENT
“Kosong obat menyebabkan pasien meninggal dua, dia bilang begitu ya. Sebenarnya bukan obat kosong menyebabkan pasien itu meninggal ya kan,” kata Kepala Tim Hukum dan Humas RS Pirngadi Gibson Girsang saat dikonfirmasi, Rabu (4/9).
Gibson menjelaskan, pasien tersebut membutuhkan 15 item obat. Ia pun membenarkan ada 2 obat yang kehabisan stok dan masih dalam proses distribusi, namun tak menjelaskan apa 2 obat yang kosong tersebut.
“Jadi sebenernya dia dapat obat ya, banyak loh, ada 15 item. Nah hanya yang dua itu kebetulan hanya kosong gitu ya,” jelasnya.
Kata Gibson, dua merek obat yang kosong juga sebenarnya bisa ditanggulangi dengan obat merek lain.
“Itu namanya diaudit medic dia hanya mengeluh karena obat tak didapatkan. Karena kan obat ini gak mesti obat paten kan. Ada juga obat generik ya, jadi ya obat paten ini agak mahal,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Permintaan dokter itu obat itu jadi waktu itu saat itu kosong. Tapi sudah dipesan,” sambungnya.
Kata Gibson, stok obat yang diminta itu memang baru sampai pada 2 September lalu. Ia mengakui memang adanya keterlambatan distribusi.
“Ya itulah dalam pengiriman obat itu kan distribusi itu kan panjang ya kan, ada rantai retribusi ya. Itulah kita jalani,” sambungnya.