Heboh Gelas Beling di Dalam Anus Pria di Jember, Antara Klenik dan Medis

7 April 2022 17:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelas dalam perut Nur Lasiadi (35), warga Jember, yang membuatnya jatuh sakit. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gelas dalam perut Nur Lasiadi (35), warga Jember, yang membuatnya jatuh sakit. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Nur Lasiadi (35) memilih tetap menahan rasa sakit di bagian perutnya dengan terus merebahkan diri di ranjang reot dalam rumahnya. Dia bersikukuh menolak tawaran sejumlah pejabat yang ingin membawanya ke rumah sakit untuk menangani penyakitnya secara medis.
ADVERTISEMENT
Bujangan yang hanya tinggal berdua serumah dengan neneknya, Sumirah (73), di Dusun Rowo Tengu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jatim, itu menganggap sebab sakitnya tidak wajar seperti kemungkinan kena santet atau teluh. Keyakinan itulah yang menjadi alasan Nur Lasiadi enggan ke rumah sakit.
Kondisi Nur Lasiadi ini diketahui pertama kali oleh pejabat setempat, yakni Camat Sembrono, Okto Harianto, pada pertengahan Januari 2022. Saat itu Okto dan tim vaksinasi melakukan kegiatan vaksinasi door to door.
"Nur Lasiadi termasuk yang belum vaksin. Tetapi, karena ia sakit sehingga tidak jadi divaksin. Saya tawari berobat ke rumah sakit, tapi tidak mau," cerita Okto kepada wartawan, Rabu (7/4).
Namun, tanggal 28 Maret 2022, Okto kedatangan tamu seorang perempuan bernama Erni yang mengaku dari Ormas Barhens, kelompok eks tim sukses Bupati Jember Hendy Siswanto. Erni meminta Okto agar menandatangani surat pernyataan miskin (SPM) atas nama Nur Lasiadi supaya nanti memperoleh layanan kesehatan gratis di rumah sakit daerah (RSD).
ADVERTISEMENT
Dari sinilah awal kehebohan terjadi. Nur Lasiadi tiba-tiba menunjukkan ke banyak orang tentang hasil scanner dalam tubuhnya yang ternyata di dalamnya terdapat sebuah gelas kaca. Scanner itu, dia peroleh usai memeriksakan diri ke RSD Balung berbekal katebelece SPM.
Nur Lasiadi meyakinkan bahwa hal gaiblah yang membuat gelas kaca bisa masuk ke tubuhnya. Walaupun pada akhirnya, dia justru kemudian yang meminta petugas medis melakukan operasi agar gelas tersebut dapat dikeluarkan.
"Saya sudah habis-habisan berobat alternatif tidak ada hasilnya. Lalu, minta tolong supaya diperiksa ke rumah sakit, ternyata ada gambar gelas di perut saya. Setelah dioperasi memang benar keluar ada gelas yang ujungnya sudah pecah," lanjutnya.
ADVERTISEMENT

Pernyataan Direktur RS

Direktur RSD Balung, Andre Kusuma, meminta publik supaya tidak terjebak memperdebatkan antara hal medis dengan masalah klenik terkait kasus Nur Lasiadi. Sebab, telah diperoleh diagnosis awal hingga hasil operasi medis terhadap yang bersangkutan. Apalagi, pasien yang satu ini ditengarai mengidap gangguan psikologis.
"Biar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. 'Oh ini disantet atau teluh?' Kita harus menepis itu. Saya dan tim sudah dapat izin dari Bupati, setelah operasi untuk melakukan kunjungan langsung memeriksa psikologi pasien itu maupun lingkungan sosial-budayanya. Supaya masyarakat tidak simpang siur," tuturnya.
Menurut Andre, pada awalnya Nur Lasiadi mengeluhkan sakit nyeri bagian perut dan kesulitan duduk. Pemeriksaan pun dilakukan sebanyak 3 kali termasuk melalui CT Scan. Rupanya, ditemukan sebab sakitnya pasien karena terdapat gelas yang berada dalam saluran pencernaan bawah.
ADVERTISEMENT
"Posisi gelas di bawahnya usus besar, kan, ada saluran pembuangan akhir sampai anus. Gelasnya berada di sela-sela itu," papar Andre.
Kendati begitu, Nur Lasiadi sempat menolak untuk perawatan lebih lanjut. Bahkan, tawaran persuasif dari paramedis berupa terapi mengatasi rasa sakit juga ditampik. Sampai akhirnya, beberapa hari kemudian Nur Lasiadi bersedia dioperasi karena tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya.
Gelas berbahan kaca pun dapat dikeluarkan dari dalam tubuh Nur Lasiadi.
"Gelas dilingkupi kotoran pasien. Kemungkinan kuat gelas masuk melalui anus. Kondisi pasien yang perlu diwaspadai kan ada saluran cerna di sana beberapa rongga. Masih kita lihat perkembangannya, yang penting dikeluarkan dulu gelasnya. Nanti pemeriksaan lebih lanjut. Indikasi pasien kemungkinan ada gangguan mental, psikologisnya kita eksplorasi sore ini," ujar Andre.
ADVERTISEMENT
Adapun Okto menambahkan, pemerintah Kecamatan Semboro terus memantau situasi lingkungan sekitar sebagai dampak peristiwa tersebut. Terlebih Nur Lasiadi berlatar belakang keluarga miskin yang rentan dieksploitasi usai kasus gelas dalam tubuhnya.
Nur Lasiadi merupakan anak tunggal. Ayahnya sudah lama meninggal. Hanya ada ibu dan neneknya. Dia tinggal bersama neneknya sedangkan ibunya di daerah Tanggul dan tidak diketahui jelas alamatnya.
"Sampai operasi di rumah sakit, ibunya juga tidak tahu. Dulu, Lasiadi kerja ikut orang di pabrik roti di Tanggul, tapi setelah sakit sudah tidak kerja lagi," kata Okto.