Heboh Konten Thirst Trap Siswi SMP Bali: Pemilik Akun Adalah Guru

21 Agustus 2024 13:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Oleg Kopyov/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Oleg Kopyov/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemilik akun Instagram dan TikTok yang membuat konten thirst trap siswi SMP di Bali adalah guru SMP Negeri di Tabanan, Bali, berinisial IW.
ADVERTISEMENT
"Dia guru seni budaya, statusnya PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) pengangkatan tahun 2023," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Gusti Putu Ngurah Darma Utama, di Kantor Bupati Tabanan, Rabu (21/8).
Menurut Darma, IW beralasan membuat konten itu untuk menampung kreativitas siswa. IW, kepada Disdik, membantah memanfaatkan kemampuan siswa demi keuntungan pribadi.
IW menggunakan akun pribadi karena ingin menunjukkan eksistensi sebagai guru. Yakni, mampu mengeksplorasi bakat siswa.
Menurut Darma, konten media sosial milik IW sebelumnya berisi hal-hal positif, seperti latihan tari budaya Bali dan lain sebagainya. Namun, belakangan menjadi viral karena fokus pada objektivikasi tubuh siswa.
"(Memposting) akun pribadi karena merasa sebagai guru (dan memiliki) hasil kerja seni budaya ya. Itu dia mau menunjukkan saya bisa membuat anak bisa memiliki hal positif, itu kemampuan dia berbicara, berbahasa, melakukan gerakan, ada konten tarian menari. Itu kan sudah lama. Cuma personality (siswa) yang diangkat. Itu yang jadi masalah," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Darma menjelaskan, IW mengakui seluruh konten mulai dari perekam sampai diposting ke media sosial sudah mendapatkan izin dari orang tua siswa. Bahkan, materi konten berasal dari siswi-siswi.
Namun, Darma akan bertanya kepada siswi-siswi memastikan adanya izin dari orang tua siswi.
"Kemudian yang bersangkutan menyampaikan bahwa menggunakan anak-anak di SMP itu atas seizin orang tua," katanya.
Adakah sanksi yang diberikan kepada IW?
Thirst trap adalah konten yang diunggah ke media sosial untuk menarik perhatian dalam konotasi seksual.
Pantauan kumparan, akun Instagram yang menjadikan anak-anak siswi jadi konten tersebut telah dihapus.
Dalam konten itu sebelumnya terlihat sejumlah postingan siswi SMP bergoyang dengan pakaian sekolah atau kebaya ketat. Komentar dalam foto atau video juga sarat berbau pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT