Heboh Museum Adityawarman di Padang Tulis Homo Sapiens sebagai Gay Men

23 Juli 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Adityawarman di Padang. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Museum Adityawarman di Padang. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Museum Adityawarman di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), menjadi sorotan usai heboh video papan informasi tentang Homo sapiens yang disalahartikan dalam bahasa Inggris. Video itu diunggah oleh seorang pengguna akun TikTok @Anandabhuwana.
ADVERTISEMENT
Dalam narasi informasi di papan edukasi tentang Homo sapiens, manusia purba ini ditulis dalam bahasa Indonesia sebagai "jenis kaum homo" dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan gay men.
Berikut tulisan di papan edukasi tentang Homo sapiens selengkapnya:
Homo Sapiens
Jenis kaum homo yang ini telah memiliki tubuh yang sama dengan manusia sekarang dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih memiliki kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara (nomaden).
This type of gay men who already have a shape similar to the human body now and also has the nature of man now but still has a very simple life, and of course life wandering (nomadic)
Papan informasi tentang homo sapiens yang disalah artikan dalam bahasa Inggris di Museum Adityawarman, Padang, Selasa (23/7/2024). Foto: Dok. kumparan

Papan Informasi Kini Ditutup

kumparan mendatangi Museum Adityawarman pada Selasa (23/7). Ternyata papan informasi yang viral telah ditutupi dengan kertas HVS.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, informasi tentang Homo sapiens ini tidak bisa dibaca lagi oleh para pengunjung. Belum diketahui sejak kapan papan informasi tersebut mulai ditutup.
Yang terlihat hanya tulisan Homo Sapiens dan gambar ilustrasi manusia purba.
Papan informasi tentang homo sapiens yang disalah artikan dalam bahasa Inggris di Museum Adityawarman, Padang, Selasa (23/7/2024). Foto: Dok. kumparan

Museum Adityawarman Minta Maaf & Evaluasi

Menanggapi video viral ini, Kasi Pelayanan dan Administrasi Museum Adityawarman, M Devid, mengakui kesalahan penulisan yang ada di papan informasi telah berlangsung lama. Pihaknya meminta maaf dengan kesalahan ini.
Namun ia tidak mengetahui sejak kapan kesalahan penulisan itu terjadi. Devid menyebutkan, dirinya baru mutasi dan berdinas di museum yang memiliki banyak koleksi itu.
"Sebelumnya kami juga ingin menjelaskan, kami mohon maaf baru di sini. Mungkin yang bisa kami jawab, kejadian ini sebenarnya sudah sejak lama," katanya saat ditemui kumparan, Selasa (23/7).
Papan informasi tentang homo sapiens yang disalah artikan dalam bahasa Inggris di Museum Adityawarman, Padang, Selasa (23/7/2024). Foto: Dok. kumparan
Dikatakannya, bisa saja kesalahan yang ada di papan informasi ini sudah terjadi sejak beberapa kali pergantian kepala museum. Ini murni kesalahan pada penerjemahan.
ADVERTISEMENT
"Jadi memang ini murni kesalahan pada translate. Kami tidak menyalahkan pejabat yang berwenang dulu. Kami tidak tahu kapan, pejabatnya siapa, kemampuan translate Indonesia ke Inggris maupun sebaliknya masih belum cukup bagus," ungkapnya.
Kasi Pelayanan dan Administrasi Museum Adityawarman, M Devid. Foto: Dok. kumparan
Devid mewakili jajaran Museum Adityawarman mengucapkan terima kasih atas saran dan masukan yang telah beredar di media sosial.
"Ini nanti menjadi bahan evaluasi untuk lebih baik ke depan. Kami sudah melakukan evaluasi dengan pejabat fungsional ahli museum, kami sudah koordinasi. Ke depan kami akan mengganti story atau label pada koleksi tersebut," katanya.

Museum Diresmikan 1977

Museum Adityawarman yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 10 Padang, diresmikan 16 Maret 1977 oleh Mendikbud Prof. Dr. Syarif Thayeb. Berdasarkan SK Mendikbud RI No. 01/1989 tanggal 9 Januari 1989, museum ini diberi nama Adityawarman untuk mengingat jasa seorang raja Minangkabau di abad XIV Masehi.
ADVERTISEMENT
Museum dibangun di atas tanah seluas 2,5 hektar, ditumbuhi 100 jenis tanaman berupa pohon pelindung, tanaman hias, dan apotek hidup. Museum milik Pemprov Sumbar ini memiliki julukan Taman Mini ala Sumbar.
Museum memiliki koleksi yang dikategorikan menjadi: geologika/geografika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filolo­gika, keramologika, seni rupa, dan teknalogika.