Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Heboh Nakes Suntik Vaksin Kosong di Pluit: Jadi Tersangka Lalu Nangis Minta Maaf
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kejadian itu viral di media sosial setelah salah seorang warga melapor.
Berdasarkan keterangan dari akun Twitter @Irwan2yah, EO disebut telah menyuntikkan vaksin kosong. Namun setelah diprotes, EO kembali menyuntikkan vaksin.
"Saya ingin berbagi informasi. Kejadian di Sekolah IPK Pluit Timur. Tgl. 6/8/21. Jam 12.30 suntikan vaksinasi, ternyata suntik kosong. Setelah Protes dan cuma kata maaf, akhirnya di suntik kembali. Agar dpt diperhatikan. Sebarkan agar suster tersebut diproses," tulis dia.
Setelah cuitan itu viral, polisi langsung melakukan penyelidikan. Akhirnya pada Selasa (10/8), Polres Jakarta Utara memberikan keterangan resmi terkait polemik ini.
Hasilnya, EO dinyatakan bersalah dan lalai. Ia juga ditetapkan sebagai tersangka.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengungkapkan, tersangka dijerat Pasal 14 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dan Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
ADVERTISEMENT
Yusri Yunus mengatakan, dugaan sementara EO lalai saat proses vaksinasi. Sehingga tidak sadar, suntikan yang disiapkan belum diisi vaksin tapi sudah disuntikkan ke warga.
“Jelas ya, mungkin kelalaiannya,” kata Yusri.
Yusri Yunus mengatakan, warga yang melakukan vaksinasi itu berinisial BLP. Dia diantar oleh ibunya sekaligus merekam kegiatan menggunakan ponsel.
Orang tua BLP lalu memeriksa lagi videonya dan mendapati anaknya disuntik vaksin kosong. Dia langsung melapor ke yayasan sebagai penyelenggara vaksinasi.
Setelah itu mengadu ke penanggung jawab yayasan. Dan dicek dan diakui tak ada isinya sehingga divaksin ulang," kata Yusri kepada wartawan saat konferensi pers di Polres Jakarta Utara, Selasa (10/8).
Tak lama, video itu viral di media sosial. Penyidik lalu menelusuri video itu. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan awal, polisi mengamankan EO.
ADVERTISEMENT
"Setelah dicek berhasil mengamankan EO, tenaga kesehatan yang melakukan penyuntikan sesuai video. Sementara masih mendalami [motif] saudari EO salah satu perawat masuk dalam tahap penyidikan," jelas Yusri.
Lebih lanjut, Yusri menyebut, EO pada saat insiden itu sudah memvaksin 559 orang. Dia menduga tersangka tak fokus saat menyuntikkan vaksin.
"Yang bersangkutan sudah memvaksin hari itu setelah 559 orang, lalai dia dan tak memeriksa lagi. Harusnya dicek dulu," ucap dia.
Meski Jadi Tersangka, EO Tak Ditahan
Sementara Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Dwi Prasetyo Wibowo mengatakan, tersangka EO tak ditahan. Meski begitu, proses hukumnya akan terus berlanjut.
“Tidak ditahan, tapi proses hukumnya terus berlanjut,” kata Prasetyo.
Prasetyo menuturkan, alasan penahanan karena ancaman hukuman tersangka hanya 1 tahun. Selain itu, korban juga tak mengalami kerugian.
ADVERTISEMENT
“Ancaman hukumannya-kan setahun, korban juga tak dirugikan seperti ada luka atau dampak negatif lainnya,” ujar Prasetyo.
Nakes yang Suntik Vaksin Kosong di Pluit Minta Maaf
Dalam konferensi pers di Polres Jakarta Utara itu, tersangka turut dihadirkan. Dalam kesempatan yang diberikan, EO meminta maaf dan mengaku tak ada niatan apa pun terkait insiden itu.
“Saya mohon maaf, terlebih, terutama kepada keluarga dan orang tua anak yang telah vaksin, saya mohon maaf,” kata EO.
EO tak banyak bicara kecuali banyak meminta maaf atas kesalahannya itu. Dia juga siap menjalani proses hukum akibat kejadian ini.
"Saya tidak ada niat apa pun. Saya hanya ingin membantu relawan vaksin," ucap dia.
"Saya juga minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang diresahkan kejadian. Saya akan mengikuti proses hukum yang dijalankan. Saya mohon maaf,” tutur dia.
Tak lama kemudian, tangisnya pecah. Beberapa detik, dia coba menata lagi emosinya untuk meneruskan pernyataan yang sempat terputus.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak ada niat apa pun. Saya hanya ingin membantu relawan vaksin. Saya juga minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang diresahkan kejadian. Saya akan mengikuti proses hukum yang dijalankan. Saya mohon maaf,” tuturnya yang semakin tak kuasa menahan tangis.
Ketua MPR Minta Ada Evaluasi
ADVERTISEMENT
Ketua MPR Bambang Soesatyo ikut memberikan tanggapan atas kejadian ini. Pria yang akrab disapa Bamsoet itu menyoroti sistem pengawasan dalam vaksinasi.
"Kemenkes harus mendorong rumah sakit membenahi sistem quality control (QC) terhadap pelaksanaan vaksin, sebab bisa jadi terdapat indikasi adanya kelalaian lain, seperti salah memasukkan dosis atau cairan vaksin," ucap Bamsoet.
Waketum Golkar itu meminta Kemenkes segera menuntaskan penyelesaian peristiwa tersebut dengan meminta penjelasan dari pelaku/vaksinator dan memberikan sanksi apabila ada unsur kesengajaan melakukan vaksinasi dengan alat suntik kosong.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Bamsoet meminta ada briefing dan pemilihan vaksinator yang benar-benar berintegritas dan andal dalam memberikan vaksin kepada masyarakat.