Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Heboh Paguyuban di Garut Gunakan Lambang Garuda dengan Kepala Menghadap ke Depan
8 September 2020 12:35 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut, Wahyudijaya, mengatakan, ada sejumlah kejanggalan saat organisasi itu mengurus izin legalitas. Salah satunya adalah penggunaan lambang negara.
“Di antara kejanggalan yang kami lihat, paguyuban ini berani menggunakan lambang Negara Indonesia, yaitu burung Garuda yang diubah. Kepalanya jadi menghadap ke depan, dan tulisan Bhineka Tunggal Ika diganti dengan kalimat lain,” ujar Wahyu, Selasa (8/9).
Ia kemudian menanyakan kejanggalan tersebut kepada perwakilan paguyuban. Akan tetapi, Wahyu mengaku tak mendapatkan penjelasan yang detail. Ia kemudian melakukan penelusuran asal-muasal paguyuban itu.
Dari hasil penelusuran, ketua organisasi itu merupakan warga Kecamatan Caringin, Garut. Akan tetapi, tempat kumpul organisasi itu berada di Kecamatan Cisewu.
“Dari Camat Caringin, kita mendapatkan informasi bahwa paguyuban ini kegiatannya baru pengajian saja. Pengajian sendiri dilakukan untuk mencari pengikut,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kata Wahyu, untuk menjadi pengikut, calon anggota diberi iming-iming uang Rp 5 juta. Selain itu, organisasi itu juga menebar janji utang-utang para anggotanya bisa dilunasi. Utang itu akan dibayarkan menggunakan uang dari Bank Swiss.
“Sepintas memang paguyuban ini mirip dengan organisasi Amaliyah yang beberapa tahun lalu juga sempat menghebohkan Garut,” jelasnya.
Wahyu menambahkan, jumlah pengikut paguyuban itu sudah mencapai ribuan. Anggotanya tidak hanya berasal dari Caringin dan Cisewu, tetapi juga berasal dari kabupaten lain. Salah satunya Majalengka.
Hal itu diketahui setelah ada yang mengaku didatangi Bakesbangpol Majalengka yang mempertanyakan terkait Paguyuban Tunggal Rahayu.
“Jadi Bakesbagpol Majalengka menyebut bahwa di sana terdapat pengikut paguyuban yang jumlahnya ribuan. Mereka juga menyebut bahwa pusat kepengurusan paguyuban ini ada di Garut sehingga mereka pun datang langsung ke Garut,” ujarnya.
Tambah Wahyu, pusat kegiatan Paguyuban Tunggal Rahayu diketahui berada di kampung halaman Bupati Majalengka. Keberadaan paguyuban tersebut menimbulkan keresahan kepada warga lainnya. Sejumlah penolakan terjadi.
ADVERTISEMENT
“Warga menyebut bahwa kehadiran paguyuban ini meresahkan. Oleh Muspika setempat juga sudah dibekukan dan tidak boleh melakukan kegiatan,” pungkasnya.