Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Heboh Staf Perempuan Sembunyi di Bawah Meja Camat di Surabaya, Ini Penjelasannya
8 Januari 2025 16:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Keberadaan staf perempuan bersembunyi di bawah meja kerja Camat Asemrowo, Kota Surabaya, Mohammad Khusnul Amin, menjadi urusan yang viral.
ADVERTISEMENT
Awalnya, terdapat sekelompok orang mendatangi kantor Kecamatan Asemrowo hendak menemui Amin. Lantaran tak kunjung ditemui, mereka menggeruduk ruangan Amin dan diketahui ada staf perempuan di bawah meja itu.
Penjelasan Amin
Camat Asemrowo, Mohammad Khusnul Amin, pun mengklarifikasi bahwa kejadian tersebut merupakan kesalahpahaman.
Ia menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Senin siang (6/1). Awalnya, pihaknya melakukan peringatan kepada pemilik bangunan liar (bangli) di sejumlah lokasi di wilayahnya atas permintaan warga.
"Yang pertama di bawah jembatan Dukuh Rukun Barat ada bangli kurang lebih 20, itu yang kita tertibkan. Karena mengganggu lalu lintas akses masuk ke RW 5, 6, 7, dan 8," kata Amin dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (8/1).
"Kita peringatkan 1, 2, 3 kali akhirnya kita tertibkan warga merasa nyaman. Kedua, penertiban di bawah jembatan Tol Asemrowo. Sama kita sosialisasi 1, 2, 3, selesai. Kemudian lanjut ke RPH ayam 3 bangunan, sama sosialisasi peringatan kita tertibkan berjalan lancar," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bawa Ormas
Saat pihaknya melakukan peringatan pertama di wilayah barat Tol Tambak Mayor, ada pemilik bangli protes karena hanya bangunan miliknya saja yang akan ditertibkan. Akhirnya, pihak kecamatan meneruskan peringatan penertiban ke bangli lainnya.
Nah, inilah yang terjadi menurut Amin: Pemilik bangli tersebut mendatangi kantor Kecamatan Asemrowo bersama gerombolan orang diduga dari organisasi masyarakat (ormas). Mereka juga sempat menghubungi Amin via telepon dan sepakat akan bertemu pada Senin (6/1) di kantor Kecamatan Asemrowo.
"Tiba-tiba pagi datang. Lah saya pagi rapat bikin inovasi program. Ada staf saya, ada Mas Alfian, dan Mbak Devi. Saya rapat pakai Zoom tidak bisa angkat telepon," ujarnya.
"Saya tahu mereka datang teriak-teriak gedor-gedor pintu. Maksudnya saya selesai rapat dulu baru saya temui, saya enggak diam," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, gerombolan itu masuk dengan menuduh ada seorang perempuan di dalam ruangan Amin. Beberapa dari mereka juga mengeluarkan handphone dan merekam adanya tuduhan perempuan di ruangan Amin.
Hal itu menimbulkan kepanikan para staf kecamatan, salah satunya bernama Devi. Ia lalu bersembunyi ke bawah meja Amin untuk bersembunyi.
"Staf saya ketakutan semua lari. Satpol PP kecamatan lagi pendataan bangli. Cara-cara mereka enggak sopan kurang beradab," ucapnya.
Penjelasan Devi
Devi, staf Kecamatan Asemrowo, yang turut hadir di konferensi pers, menyampaikan awalnya ia sedang di ruangan Amin bersama dengan rekannya bernama Alfian.
"Saya sama Mas Alfian di ruangan Pak Camat sedang koordinasi menjelang Zoom Meeting sama Pak Wali Kota siang," ujar Devi.
Di tengah koordinasi itu, segerombolan orang tersebut menggedor pintu jendela ruangan Amin. Ia pun panik dan bersembunyi di bawah meja.
ADVERTISEMENT
"Sebagai wanita enggak pernah mengalami ini saya agak trauma takut mereka bawa sajam apa saya agak takut. Kami di dalam memang sedang koordinasi bukan bermaksud tidak menemui, kenapa saya lari di bawah meja karena saya ketakutan bukan karena saya melakukan sesuatu yang aneh-aneh," katanya.
"Baju saya utuh, saya tidak melakukan apa-apa di ruangan Pak Camat. Saya bertiga. Dan semua staf bagian sekretariat tahu saya dan Alfian jam 10 memang dipanggil Pak Camat ke ruangannya. Saya mau keluar ternyata banyak orang yang bawa hp jadi saya langsung sembunyi lagi di bawah," tambahnya.
Camat Mau Lapor Polisi
Atas kejadian itu, Camat Asemrowo berencana melaporkan gerombolan orang tersebut ke polisi atas tuduhan yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
"Kami memang ada rencana melapor ke pihak berwajib karena melanggar UU ITE merugikan saya dan keluarga, mungkin akan ada laporan ke Polda Jatim," kata Amin.