Heboh Terowongan Ilegal dalam Sinagoge di New York, Siapa Pembuatnya?

10 Januari 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa Yahudi Hasid duduk di balik celah dinding sinagoga yang menuju ke terowongan yang digali mahasiswa,di New York City, AS, Senin (8/1/2024). Foto: Bruce Schaff via AP
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Yahudi Hasid duduk di balik celah dinding sinagoga yang menuju ke terowongan yang digali mahasiswa,di New York City, AS, Senin (8/1/2024). Foto: Bruce Schaff via AP
ADVERTISEMENT
Warga Yahudi di New York, Amerika Serikat, digemparkan oleh penemuan terowongan ilegal yang tersembunyi di dalam sinagoge bersejarah di kawasan Crown Heights, Brooklyn, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Penemuan terowongan ilegal itu juga disertai aksi vandalisme dan kerusuhan antara polisi dengan kaum Yahudi yang terbagi menjadi dua kubu: antara pendukung dan penolak pembangunan terowongan.
Seiring berlanjutnya penyelidikan, diketahui bahwa terowongan itu telah dibangun secara diam-diam oleh sekelompok pemuda Yahudi ekstremis — yang juga merupakan bagian dari Chabad-Lubavitch (gerakan Hasidic dalam agama Yahudi).
Dikutip dari Associated Press, juru bicara gerakan Chabad-Lubavitch, Motti Seligson, pada Selasa (9/1) akhirnya buka suara soal kegaduhan yang terjadi di sinagoge tersebut.
Petugas Polisi New York menangkap seorang mahasiswa Yahudi Hasid setelah dia dikeluarkan dari lubang di dinding sinagoga yang menuju ke terowongan yang digali oleh mahasiswa, di New York City, AS, Senin (8/1/2024). Foto: Bruce Schaff via AP
Dijelaskan, para pemuda Chabad-Lubavitch mulai membangun lorong rahasia di balik dinding sinagoge satu tahun terakhir — sementara keberadaannya pertama kali diungkap media pada akhir bulan lalu.
Sebelum pemberitaan situs informasi komunitas Yahudi setempat CrownHeights.info, beberapa orang termasuk pemimpin gerakan Chabad dilaporkan belum mengetahui soal keberadaan terowongan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketika para pemimpin ini mengetahuinya melalui informasi media dan memerintahkan agar terowongan rahasia itu ditutup — di situlah kerusuhan pecah dan New York Police Department (NYPD) akhirnya turun tangan.
"Lorong tersebut diyakini berawal dari ruang bawah tanah sebuah gedung apartemen kosong di belakang markas besar, mengular di bawah serangkaian kantor dan ruang kuliah sebelum akhirnya terhubung ke sinagoge," ujar Seligson.
Mahasiswa Yahudi Hasid mengamati saat penegak hukum memasang garis di sekitar tembok yang rusak di sinagoga yang mengarah ke terowongan yang digali oleh mahasiswa, di New York City, AS, Senin (8/1/2024). Foto: Bruce Schaff via AP
Seligson mendefinisikan pihak-pihak yang nekat membangun lorong hingga terowongan itu sebagai aksi vandalisme oleh pemuda-pemuda yang salah arah. Sebab, kata Seligson, apa yang mereka telah perbuat adalah merusak — bukan memperluas.
"Kami mengutuk para ekstremis yang menerobos tembok menuju sinagoge, merusak tempat suci kami, dalam upaya untuk mempertahankan akses mereka yang tidak sah," jelas dia.
ADVERTISEMENT

Ekspansi

Konon, para pemuda yang dicap Seligson sebagai 'ekstremis' itu ingin mewujudkan ekspansi sinagoge yang telah lama tertunda.
Kelompok yang mendukung pembangunan terowongan mengatakan, mereka sedang menjalankan rencana ekspansi yang telah lama diimpikan oleh mantan pemimpin gerakan Chabad, Rabbi Menachem Mendel Schneerson.
Selama lebih dari 40 tahun, Schneerson memimpin gerakan Chabad-Lubavitch hingga kematiannya pada 1994. Dalam janga waktu inilah, ia berhasil menghidupkan kembali komunitas agama Yahudi Hasidic yang telah ditumpas selama Holocaust.
Mahasiswa Yahudi Hasid bentrok dengan petugas Polisi New York yang dipanggil untuk memeriksa terowongan rahasia yang digali di bawah sinagoga oleh mahasiswa, di New York City, AS, Senin (8/1/2024). Foto: Bruce Schaff via AP
Sampai sekarang, masih banyak kaum penganut Chabad-Lubavitch meyakini Schneerson masih hidup. "Itulah yang diinginkan oleh rabi, itulah yang diinginkan oleh semua orang," kata salah seorang pemuda asal komunitas Crown Heights, Zalmy Grossman (21).
Grossman mengungkapkan, ruang bawah tanah sinagoge sudah sesak dan terlalu sempit sehingga dibutuhkan ekspansi ke ruangan baru — tapi perluasan itu sampai sekarang belum terwujud.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pemuda lain yang merekam saat kerusuhan terjadi di sinagoge, Baruch Dahan (21), mengatakan sedikitnya 10 orang yang berusia 20-an telah ditangkap. Ia juga mengkonfirmasi banyak pihak penentang pembangunan terowongan itu sendiri.
"Hampir semua orang menentang apa yang mereka lakukan, tetapi begitu orang-orang melihat borgol, ada kebingungan dan saling dorong," ungkap Dahan.
Dahan pun mengungkapkan ketidaksetujuan atas aksi vandalisme yang dilakukan oleh sesama jemaahnya tersebut. "Masyarakat merasa tidak enak," kata Dahan. "Ini memalukan, alih-alih memperluas, mereka malah menghancurkan," tutup dia.