Heboh Video Truk TNI Disebut Kabur usai Tabrak Mobil, Kadispenad Beri Penjelasan

13 Oktober 2024 23:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana. Foto: Dispenad
zoom-in-whitePerbesar
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana. Foto: Dispenad
ADVERTISEMENT
Viral di media sosial truk TNI disebut hendak kabur usai menabrak mobil. Tampak di video tersebut, seorang perempuan terlihat tengah memarahi sopir truk TNI tersebut.
ADVERTISEMENT
Terkait heboh itu, pihak TNI memberikan penjelasan. Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana membantah dan mengklarifikasi narasi dalam video tersebut. Dia menyebut, kejadian itu terjadi di Sukamakmur, Bogor, pada Sabtu (12/10).
Wahyu menjelaskan, sopir truk TNI itu bukan hendak kabur, melainkan berniat melanjutkan tugasnya mengantarkan pasukan. Wahyu menyebut, sopir telah memberikan contact person sebagai bentuk pertanggungjawaban.
“Bukan mau kabur, karena mereka membawa pasukan yang harus diantar di tempat tugasnya, makanya dia melanjutkan perjalanan,” ujarnya ketika dihubungi kumparan, Minggu (13/10).
“Cuma tidak betul bila ada narasi yang menyebutkan bahwa truk TNI-nya kabur tidak tanggung jawab, tidak. Mereka berhenti. Mereka berhenti dan sudah memberikan contact person kepada ibu ini,” jelas dia.
Menurut Wahyu, ibu tersebut dapat menghubungi nomor yang diberikan untuk meminta pertanggungjawaban. Sopir dan pimpinan yang saat itu berada di tempat, Danrem Bogor Brigjen Faisol Izudin, siap mengganti kerugian.
ADVERTISEMENT
“Nanti siap untuk memberikan perbaikan, ganti rugi. Karena truk ini harus melanjutkan perjalanan membawa pasukannya. Harus segera melaksanakan tugas,” ujar Wahyu.
“Karena mereka tidak bisa menyelesaikan saat itu mereka harus mengantar pasukan ini sampai ke tempat tugasnya. Tetap ditinggalkan contact person-nya,” tegas Wahyu.
Dihubungi terpisah, Danrem Bogor Brigjen Faisol Izudin belum memberikan respons atas peristiwa itu.

Sekilas Peristiwa Tabrakan

Brigjen Wahyu memberi penjelasan terkait insiden kecelakaan ini. Menurutnya, sopir truk menganggap bahwa akan diberi prioritas jalan saat akan menanjak.
“Truk itu kan bawa pasukan mau bawa ke atas ya, nah yang ada di pemahamannya driver kita, truk itu, kalau kendaraan itu menanjak tentu itu akan diprioritaskan karena kan menanjak risikonya lebih besar,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, mobil yang menjadi korban juga berpikir bahwa kendaraan yang akan turun ke bawah akan diberi prioritas. Mereka datang dari arah yang berlawanan.
“Nah, tapi menurut pemahaman ibu ini yang menggunakan mobil dari atas mau turun itu juga sama, pemahamannya dia turun jalan saja, tidak ada masalah,” jelas Wahyu.
Akibatnya, kedua kendaraan tetap melaju dan akhirnya bertabrakan.
“Dia (truk) jalan terus, ibu ini juga pemahamannya sama, ‘saya bisa jalan kok kenapa saya harus berhenti’, akhirnya benturan,” ungkap Wahyu.