Hensat Sebut Pilkada 2024 Akan Banyak Lawan Kotak Kosong

28 April 2024 20:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hendri Satrio Analis Politik sekaligus Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI usai diwawancarai di program DipTalk kumparan di kantor kumparan. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hendri Satrio Analis Politik sekaligus Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI usai diwawancarai di program DipTalk kumparan di kantor kumparan. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Founder lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio memprediksi pada Pilkada 2024 nanti akan banyak lawan kotak kosong. Penyebabnya, peserta pilkada banyak berasal cari caleg yang baru menang sehingga mereka enggan meninggalkan jabatannya.
ADVERTISEMENT
"Pilkada itu ada aturan dua, kalau mereka maju Pilkada mereka harus mundur dari DPR. Sementara ada beberapa anggota DPR saat Pemilihan Legislatif kemarin jor-joran luar biasa, jor-joran dalam arti money politiknya besar," Hendri Satrio kepada wartawan di kawasan Hotel Tamarin Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/4).
"Kalau kemudian mereka harus mundur meninggalkan anggota DPR atau DPRD nya, mereka pasti pikir-pikir," sambungnya.
Terlebih, pada sidang gugatan Pilpres 2024 kemarin, 3 Hakim Mahkamah Konstitusi yakni Saldi Isra, Arief Hidayat dan Enny Nurbaningsih menyatakan dissenting opinion terkait adanya pengerahan bansos serta pertolongan dari ASN Kepala Daerah untuk memenangkan salah satu paslon.
"Nah, mungkin ada tokoh-tokoh yang ingin maju Pilkada tapi sudah terpilih sebagai wakil rakyat itu pikir-pikir lagi, apalagi kalau harus hilang dua-duanya, apalagi kalau kalah dan menghadap pemenang pemilu, cara mainnya seperti kemarin yang seperti disampaikan oleh 3 Hakim MK yang dissenting opinion ya mereka pasti ngeri-ngeri juga gitu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, menurutnya, jika para caleg yang masuk dalam bursa Pilkada 2024 tidak berani ambil risiko, maka lawan dalam Pilkada 2024 nanti akan banyak dihiasi oleh kotak kosong.
"Jadi kalau kemudian ada 550-an lebih daerah yang akan Pilkada, baik itu provinsi, kabupaten/kota, kalau mereka enggak kuat-kuat banget ya pasti akan ditemukan kotak kosong. Apalagi bila yang maju ada hubungan darah keluarga ya. Ya itu sangat mungkin kotak kosong lah yang mereka lawan," pungkasnya.