Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Herlina Kasim: Keras di Medan Perang, Lembut di Pusat Perbelanjaan
7 Januari 2017 21:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Herlina Kasim ‘Si Pending Emas’ harum namanya usai ikut dalam Operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat. Namun, di balik kisah keras di masa lalu, Herlina juga memiliki sisi lembut.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, pejuang yang ikut dalam pembebasan Irian Barat itu ternyata suka berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan? Tapi ia tak hendak menyenangkan dirinya dengan jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Justru sebaliknya, ia ingin menyenangkan orang lain.
Subiati (55), jadi saksinya. Keponakan Herlina Kasim tersebut sering mengantar bibinya ke pusat perbelanjaan. Sesampainya di pusat perbelanjaan, Herlina memberikan uang ke beberapa orang yang ditemuinya.
"Satpam dikasih uang. Tukang parkir, tukang sapu juga dikasih," kata Subiati saat ditemui kumparan di RS Mitra Keluarga, Cibubur, Sabtu (7/1).
Niat baik Herlina tersebut terkadang dinilai ganjil oleh beberapa orang, bahkan termasuk orang yang diberinya. "Sempat ada satpam yang takut saat diberi,” tambah Subiati.
Di lingkungan tempat tinggal, Herlina juga sering berbagi. Ia kerap memberikan makanan bagi orang yang datang ke rumah. "Beliau selalu bertanya 'sudah makan belum?' ke orang. Itu sudah seperti lagu wajib," jelas Subiati.
ADVERTISEMENT
Subiati pun sering kali mengingatkan Herlina untuk tetap menyisihkan sebagian uang untuk kebutuhan penting lainnya. Namun Herlina tetap bersikukuh dengan pendiriannya.
"Itu tidak usah dipikir. Nanti ada aja Allah akan kasih," ujar Subiati menirukan ucapan Herlina.
Subiati memang mengenal Herlina lebih dari seorang bibi. Ia tahu jika bibinya adalah seorang pahlawan, bahkan sedari ia duduk di bangku sekolah.

Hingga suatu saat dia menghadapi sebuah ujian di sekolah. Kala itu dia harus menjawab pertanyaan siapakah wanita pertama yang diterjunkan ke Irian dalam operasi Trikora. Subiati tahu betul jawabannya.
"Budhe saya. Saya jawab begitu. Eh tahunya saya disalahin," kenang Subiati.
Teman-teman sebayanya kala itu pun sempat meragukannya. Mereka tak percaya jika Subiati masih memiliki hubungan darah dengan Herlina Kasim, wanita pertama yang diterjunkan ke Irian dalam operasi Trikora. "Teman-teman tanya 'betul Budhe kamu?'," katanya.
ADVERTISEMENT
Subiati pun bercerita mengenai perjuangan Herlina. Dengan berani, meski tidak memiliki pengetahuan kedirgantaraan, Herlina mendaftarkan diri sebagai sukarelawan. Ia mengingat kisah bagaimana Herlina merambah hutan Irian kala itu.
"Beliau ikut makan apa yang orang makan di sana, seperti ulat," terang Subiati.
Ia menjelaskan, keberadaan Herlina di sana diterima oleh masyarakat setempat. Bahkan warga setempat sering membuat makanan untuk Herlina.
"Suka dimasakin sayur daun cabe di sana. Dari situ kami sekeluarga tahu ada masakan semacam itu," kata Subiati.

Kelekatan batin yang terbangun antara Herlina dan warga di Irian terjalin begitu erat. Bahkan setelah Herlina meninggalkan Irian kala itu.
"Ada yang pernah datang jauh-jauh dari Papua hanya untuk cari Beliau. Bahkan ada yang mengira kalau Herlina itu Presiden. Juga ada yang memakai nama Herlina bagi anak-anak mereka,” kenang Subiati.
ADVERTISEMENT
Namun, Si Pending Emas itu kini sedang terbaring lemah. Herlina sedang dirawat di ruang ICU karena beberapa penyakit yang dideritanya.
Sayangnya, dalam kondisi sakit, Herlina justru mengalami kesulitan biaya. Pihak keluarga saat ini sedang berusaha mengumpulkan bantuan dan mengurus BPJS untuk pengobatan Herlina.