Hilal Tak Terlihat, Idul Adha Pemerintah Berbeda dengan Muhammadiyah

18 Juni 2023 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seminar Posisi Hilal Kementerian Agama di Kantor Kemenag, Jakarta, Minggu (18/6). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seminar Posisi Hilal Kementerian Agama di Kantor Kemenag, Jakarta, Minggu (18/6). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Zulhijah 1444 Hijriah, di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jakarta, Minggu (18/6).
ADVERTISEMENT
Dari hasil sidang ini akan diketahui tanggal Idul Adha pada 10 Zulhijah 1444. Metode yang digunakan Kemenag adalah pemantauan kemunculan bulan (rukyatul hilal) secara manual dengan teleskop di 99 titik se-Indonesia.
Berbeda dengan metode yang digunakan Muhammadiyah perhitungan astronomis (hisab) sehingga awal bulan dalam kalender Islam sudah diketahui sejak jauh-jauh hari.
Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Ahmad Izzudin dalam paparannya mengungkapkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Magrib masih berada di bawah kriteria baru MABIMS yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati.
"Di seluruh wilayah Indonesia, posisi hilal pada 29 Zulqaidah 1444H sudah berada di atas ufuk. Namun demikian, masih berada di bawah kriteria imkanur rukyat MABIMS," ungkap Izzudin.
Seminar Posisi Hilal Kementerian Agama di Kantor Kemenag, Jakarta, Minggu (18/6). Foto: Zamachsyari/kumparan
Kriteria baru MABIMS menetapkan, secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
ADVERTISEMENT
Menurut Izzudin, pada saat Magrib 18 Juni 2023, posisi bulan di Indonesia tingginya 0 derajat 20 menit sampai 2 derajat 36 menit, dengan sudut elongasi antara 4 derajat 40 menit sampai dengan 4 derajat 94 menit.
"Melihat data tersebut, maka pada hari Ahad, 18 Juni 2023 di seluruh wilayah Indonesia, menurut kriteria Imkan Rukyat Baru MABIMS secara teori diprediksi tidak dapat teramati," tutur Izzudin.
"Kalau besok, posisi hilal pasti sudah lebih tinggi dan teramati," sambungnya.

1 Zulhijah 20 Juni: Idul Adha 29 Juni

Jika data tersebut dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, secara astronomis atau hisab Kemenag, dimungkinkan awal bulan Zulhijah jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023.
Sidang Isbat diikuti oleh perwakilan ormas Islam, perwakilan duta besar negara sahabat, serta jajaran Kemenag ini diawali dengan Seminar Posisi Hilal.
Petugas Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) melakukan pengamatan rukyatul hilal mengunakan teropong di Medan, Kamis (20/4/2023). Foto: Fransisco Carolio/ANTARA FOTO
Sebelumnya, Muhammadiyah sudah lebih dulu menetapkan Idul Adha pada 28 Juni 2023 dengan metode hisab (perhitungan astronomis), sementara pemerintah baru akan menggelar sidang isbat hari ini.
ADVERTISEMENT
Hasil sidang isbat kemungkinan Idul Adha jatuh pada 29 Juni 2023, berbeda dengan Muhammadiyah.
Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, menyebut bisa saja usulannya 28 Juni saat Muhammadiyah Idul Adha ditetapkan sebagai cuti bersama. Pemerintah sudah menetapkan 29 Juni hari libur.
"Pemerintah perlu menelaah secara mendalam plus minusnya. Bisa saja usulannya diajukan," kata Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh saat dihubungi, Sabtu (17/6).