Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Hinca Minta Kapolda Usut Sabu Brigadir Anton: Jangan-jangan Geng Freddy Budiman
17 Desember 2024 15:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat, Hinca Panjaitan, menilai penembakan yang dilakukan anggota polisi di Palangka Raya yakni Brigadir Anton Kurniawan Stiyanto terhadap Budiman Arisandi begitu sadis. Dia menilai ada motif tertentu di balik penembakan dan pencurian mobil yang dilakukan oleh Anton.
ADVERTISEMENT
"Untuk tujuan tertentu dia membunuh, enggak setimpal-lah antara yang dilakukannya itu untuk diambil," kata Hinca dalam RDP di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (17/12).
Hinca menduga motif Anton mencuri mobil korban yakni untuk membeli narkotika jenis sabu. Sebab, dari hasil tes urine, ternyata Anton positif menggunakan sabu. Meski begitu, hal itu masih berupa dugaan semata.
"Dugaan saya, minta maaf ini namanya dugaan yang harus dibuktikan, mungkin dia butuh uang untuk sabu itu. Jadi dia dikejar-kejar pengaruh sabu itu mengambil uang siapa aja dengan menggunakan kekuasaannya," ujar dia.
Oleh karena itu, Hinca meminta kepada kepada Kapolda Kalimantan Tengah, Irjen Djoko Poerwanto, untuk dapat menelusuri orang yang memasok narkotika pada Anton. Bahkan, bisa saja, Anton adalah bagian dari jaringan Freddy Budiman yang diketahui berasal dari Kalimantan.
ADVERTISEMENT
"Bandar narkoba yang kita kejar nomor urut satu di republik ini yang kita sebut Pablo Escobar-nya Indonesia Freddy Budiman, adalah orang Kalimantan Selatan. Jadi jangan-jangan gengnya dia ini," kita dia.
"Sangat enggak masuk akal menggunakan senpi, begitu mudah menembak seseorang untuk menguasai mobil atau benda tertentu. Udah kayak Don Corleone saja dia menggunakan," lanjut dia.
Aksi penembakan itu bermula ketika Anton dan Haryono bertemu dengan korban di KM 39 Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya. Ketika bertemu dengan korban, Anton memberi tahu korban bahwa dirinya merupakan anggota polisi dan mendapat informasi adanya pungli di Pos Lantas 38.
Korban diminta untuk naik ke mobil jenis Sigra oleh Anton untuk mendatangi lokasi pungli itu. Sementara, mobil jenis Grand Max yang dipakai korban ditinggal. Mobil Sigra yang dikemudikan Haryono melaju ke arah Kasongan. Saat itu, korban duduk di samping Haryono, sedangkan Anton berada di kursi belakang.
ADVERTISEMENT
Namun, belum sampai di Kasongan, Anton meminta Haryono untuk memutar arah kendaraan. Ketika itulah, Anton meletuskan tembakan pertamanya. Tak berselang lama, tembakan kedua kembali diletuskan oleh Anton.