Hinca Puji Nugroho Setiawan di TGIPF Kanjuruhan: Bisa Tentukan Rusuh atau Tidak

4 Oktober 2022 17:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nugroho Setiawan, pemegang lisensi FIFA Security Officer. Foto: PSSI
zoom-in-whitePerbesar
Nugroho Setiawan, pemegang lisensi FIFA Security Officer. Foto: PSSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Pandjaitan, mengapresiasi pembentukan tim gabungan investigasi pencari fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan yang diketuai oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
ADVERTISEMENT
Mahfud memuji ditunjuknya AFC Security Officer Nugroho Setiawan sebagai salah satu anggota TGIPF.
Menurut eks pengurus PSSI itu, Nugroho bisa mengambil titik temu terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya. Adapun menemukan pelanggaran atas regulasi FIFA.
"Saya respect kepada Presiden Jokowi yang memerintahkan Pak Mahfud MD membentuk tim independen itu dengan terdiri dari beragam elemen. Itu juga bentuk respect juga kepada korban. Kepada korban bekerjalah mereka dengan pas. Saya lihat di situ banyak orang-orang hebat, salah satu yang saya kenal adalah saudara Nugroho," kata Hinca di Gedung DPR RI, Selasa (4/10).
"Nugroho itu yang saya pahami, dulu bersama-sama saya di PSSI, dia salah satu orang yang mempunyai sertifikat dari FIFA yang menentukan mengestimasi ini misalnya rusuh atau tidak rusuh. Sehingga dia [bisa? minta [suatu pertandingan] tidak dilanjutkan secara teknis, stadium security regulation-nya FIFA, coba cek. Saya percaya dia bisa memberi aspek teknis pendekatan ini," imbuh dia.
Pintu keluar Stadion Kanjuruhan diberi garis polisi pascakerusuhan di Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO
Hinca mengatakan, tidak semua orang paham dengan stadium security regulation milik FIFA. Ia menekankan peran Nugroho sangat penting.
ADVERTISEMENT
"Itu enggak semua orang bisa, enggak semua orang paham. Misal kalau kau punya seatnya itu 42.000 tiket, tercetak 48.000, diisi 42.000 padahal kursi 38.000, menurut regulasinya kan enggak boleh dipenuhi semua. Harus ada 10-20% space, kalau ada apa-apa bisa dan seterusnya. Itu akan terbongkar nanti dari sisi stadium security regulation-nya," ujar dia.
Dari segi protokol pengamanan, Hinca menilai langkah Kapolri untuk mencari aparat yang menembakkan gas air mata sudah tepat. Menurutnya, langkah aparat itu sudah pasti menjadi salah satu pemicu kerusuhan Kanjuruhan dan harus dimintai pertanggung jawab.
"Kalau dari sisi Kapolri sudah bener itu Dansar Brimob-nya dicari, karena itu kan Brimob yang diturunkan cek apakah SOP-nya dipenuhi, siapa yang memerintahkan menembakkan gas air mata, mengapa ditembakkan ke situ [tribun]," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Hinca mewanti-wanti agar TGIPF tak lama bergerak dalam mengusut tragedi Kanjuruhan.
"Sekali lagi saya respect pada tim investigasi. Enggak perlu lama-lama, 2-3 hari selesai itu, jangan pula jadi festivalisasi gitu misalnya pergi ke sana pergi ke sini," pungkasnya.
Warga melihat kondisi gerbang yang rusak setelah kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Foto: Willy Kurniawan/Reuters
Nama Nugroho Setiawan mencuat ke permukaan setelah ditunjuk menjadi anggota tim gabungan investigasi pencari fakta (TGIPF) yang diketuai oleh Menkopolhukam Mahfud MD.
Nugroho Setiawan adalah seorang yang memiliki lisensi FIFA untuk bidang security officer. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai kepala departemen infrastruktur, keamanan, dan keselamatan di PSSI.
Selain itu, ia juga pernah bekerja di FIFA sebagai Hygine Officer ketika pandemi COVID-19. Ia adalah satu-satunya petugas FIFA yang berasal dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Nugroho tidak lagi menjabat di PSSI sejak 2020. Dalam pengakuannya, ia tidak lagi bekerja di PSSI karena alasan politik.
Indonesia berduka atas kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya di Malang, Sabtu (1/10) malam. Ratusan orang tewas dan terluka akibat peristiwa itu.