Hipotermia, Seorang Pendaki Asal Tegal Meninggal di Gunung Slamet

8 Desember 2020 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak Gunung Slamet. Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Puncak Gunung Slamet. Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang pendaki asal Tegal bernama Syafanu Multazam meninggal dunia di Gunung Slamet. Jasad Syafanu dievakuasi oleh SAR Purbalingga pada Selasa (8/12) di jalur pendakian Base Camp Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
ADVERTISEMENT
"Pada hari Selasa tanggal 8 Desember 2020 bertempat di jalur pendakian Gunung Slamet Base Camp Dusun Bambangan telah dilaksanakan evakuasi jenazah Syafanu Multazam (19)," demikian keterangan tertulis SAR Purbalingga, Selasa (8/12).
SAR Purbalingga menjelaskan kronologi sebelum Syafanu meninggal di Gunung Slamet.
Dijelaskan, pada Sabtu (5/12) pukul 10.30 WIB, Syafanu bersama-sama dengan 6 orang temannya yang dipimpin ketua rombongan M Syaefullah datang ke base camp (BC) Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan untuk melakukan registrasi pendakian. Rombongan melaksanakan registrasi sesuai prosedur yang berlaku.
"Termasuk surat pernyataan ketua rombongan dan anggota pendakian Gunung Slamet," ungkap SAR Purbalingga.
Kemudian pukul 11.30 WIB, rombongan 7 orang berangkat dari Base Camp Bambangan, cuaca mendung, dan direncanakan mereka turun kembali secara normal pada hari Minggu, 6 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Lalu sekitar pukul 13.00 WIB, rombongan sempat berhenti di Pos 1 karena cuaca hujan.
Sekitar pukul 16.30 WIB, setelah hujan reda, rombongan melanjutkan pendakian ke Pos 3 dan mendirikan tenda untuk istirahat karena hari sudah malam.
Berlanjut pada hari Minggu (6/12), pukul 06.00 WIB, rombongan melanjutkan perjalanan dan di setiap pos berhenti untuk istirahat.
Sekitar pukul 08.30 WIB, rombongan melanjutkan perjalanan meninggalkan Syafanu di Pos 7. Syafanu pada saat itu menyatakan masih ingin istirahat dan sebentar lagi akan menyusul bersama rombongan sesama pendaki dari Jakarta.
"Rombongan 6 orang tanpa korban melanjutkan perjalanan sampai batas pendakian di Pos 9," tulis SAR Purbalingga.
Sekitar pukul 09.30 WIB, rombongan jumlah 6 orang itu memaksa naik ke puncak Gunung Slamet dan melanggar batas aman pendakian. Sekitar 5 menit di puncak, rombongan turun menuju Base Camp Bambangan.
ADVERTISEMENT
"Sekitar pukul 10.00 WIB, di Pos 9 rombongan ketemu dengan korban bersama rombongan pendaki dari Jakarta akan naik ke puncak Gunung Slamet. Korban bersama rombongan Jakarta juga melanggar batas aman dengan mendaki ke puncak Gunung Slamet," ungkap SAR.
Pemandangan dari basecamp Bambangan Gunung Slamet. Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan
Lalu, rombongan berjumlah 6 orang di Pos 3 menunggu korban turun dari puncak selama sekitar 3 jam. Pukul 15.30 WIB, rombongan memutuskan turun ke Base Camp Bambangan sambil menunggu korban. Namun, sampai magrib korban tidak kunjung turun sehingga ketua rombongan melapor ke pengelola Base Camp Bambangan bahwa 1 orang teman sesama pendaki ada yang belum turun.
"Hari Senin tanggal 7 Desember 2020 sekitar pukul 17.00 WIB, diberangkatkan tim SAR secara bergelombang untuk mencari dan mengevakuasi korban. Sekitar pukul 23.55 WIB, korban ditemukan oleh tim SAR telentang di tanah di jalur pendakian atas Pos 6 dengan kondisi sudah tidak bernyawa," lanjut SAR.
ADVERTISEMENT
Saat korban ditemukan hanya mengenakan celana pendek, berjaket dan tidak mengenakan alas kaki. Korban juga tidak mengenakan perlengkapan layaknya seorang akan mendaki gunung.
Trek pendakian Gunung Slamet. Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan
Hari Selasa tanggal 8 Desember 2020 pukul 09.25 WIB, tim evakuasi jenazah sampai di Base Camp Bambangan dan selanjutnya jenazah dibawa ke Puskesmas Karangreja.
Hasil pemeriksaan dokter Puskesmas Karangreja dan INAFIS Polres Purbalingga, disimpulkan korban meninggal karena hipotermia. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah (3.428 mdpl) dan tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Gunung Slamet dikenal dengan medannya yang sulit, tapi tetap menjadi lokasi favorit pendakian.