Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.82.0
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memberikan peringatan kepada Israel. Ia mengancam akan menargetkan sasaran baru jika Israel membunuh lebih banyak warga sipil di Lebanon.
ADVERTISEMENT
“Jika musuh terus menargetkan warga sipil seperti yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir, maka hal ini akan mendorong kita untuk menargetkan daerah-daerah yang belum kita targetkan hingga saat ini,” kata Nasrallah, seperti dikutip dari AFP.
Hampir setiap hari pasukan Hizbullan baku tembak dengan Israel untuk mendukung Hamas sejak serangan 7 Oktober yang memicu konflik Gaza.
Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan serangan Israel pada Selasa (16/7) menewaskan lima orang, termasuk tiga anak Suriah.
UNICEF mengatakan anak-anak yang tewas itu sedang bermain di depan rumah mereka saat serangan Israel datang. Mereka menyebutnya sebagai tindakan yang "mengerikan".
Merespons hal itu, Hizbullah meluncurkan roket Katyusha ke Israel utara.
Nasrallah memperingatkan Israel tentang konsekuensi invasi apa pun ke Lebanon. Ia mengatakan Israel akan dibiarkan menyerang tanpa tank jika konflik besar-besaran meletus.
ADVERTISEMENT
Militer Israel mengatakan pada Juni lalu bahwa rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi.
Nasrallah juga berjanji untuk membantu ribuan warga Lebanon yang rumahnya hancur akibat kebakaran di lintas perbatasan.
“Kami meyakinkan warga yang rumahnya hancur seluruhnya atau sebagian bahwa kami akan bekerja sama dengan Anda (Asyura Syiah), bahu membahu, kami akan membangun kembali rumah kami,” katanya, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sejak Oktober, kekerasan di perbatasan telah menewaskan 511 orang di Lebanon. Menurut penghitungan AFP, sebagian besar korbannya adalah pejuang, namun di antaranya juga ada 104 warga sipil.
Di pihak Israel, 17 tentara dan 13 warga sipil tewas.
Kekerasan tersebut, sebagian besar terjadi di wilayah perbatasan, telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik besar-besaran seperti 2006 silam.
ADVERTISEMENT