Hoaks Kabar 1.000 Santri di Kudus Lemas Usai Dirapid Test Oleh Dokter China

3 Juli 2020 20:28 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapid test COVID-19 di Universitas Hasanuddin, Makassar. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rapid test COVID-19 di Universitas Hasanuddin, Makassar. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Foto berisikan informasi adanya 1.000 santri pondok pesantren yang tak sadarkan diri usai jalani Rapid Test beredar di media sosial. Setelah ditelusuri, informasi tersebut ternyata tidak benar alias hoaks.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr Yulianto Prabowo saat dikonfirmasi mengatakan bila informasi tersebut tidak benar. Menurutnya, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dan Rumah Sakit setempat tak pernah melakukan kegiatan tersebut.
“Tidak benar. DKK kudus dan Rumah Sakit di Kudus tidak pernah melakukan hal tersebut,” ujarnya, Jumat (3/7).
Yulianto mengakui bila informasi hoaks tersebut sudah mulai menyebar di media sosial sejak Kamis (2/7) malam.
“Itu hoaks sudah mulai tadi malam beredar,” ucap Yulianto.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi menambahkan, informasi tersebut tidak tepat. Namun, pihaknya memang memfasilitasi santri yang akan kembali ke pondok pesantrennya.
“Di Kudus ada 114 Ponpes. Kami memfasilitasi pemberangkatan sekitar 300 santri. Sebelum berangkat disarankan untuk karantina mandiri,“ kata Andini.
ADVERTISEMENT
Kemudian sebelum berangkat, kata Andini, mereka akan dilakukan screening kesehatan oleh tim dari DKK Kudus. Namun, yang dirapid test hanya santri yang ada indikasi gejala klinis COVID-19.
“Pelaksanaan Rapid Test adalah atas dasar indikasi,” ujarnya.
Andini menambahkan, 300 santri yang difasilitasi untuk kembali ke ponpesnya itu dibagi dalam beberapa gelombang. Pemberangkatan pertama yakni pada 27 Juni lalu sebanyak 26 santri.
“Diberangkatkan ke (Ponpes) Tegalrejo Magelang sudah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan, dan yang dilakukan rapid test ada 6 orang,” jelasnya.
Kemudian, kata Andini, rencananya sabtu (4/7) esok akan diberangkatkan total 100 santri ke wilayah Jawa Timur yakni di Tulungagung dan Kediri.
Mereka, kata Andini, sudah melaksanakan karantina mandiri dan akan melalui screening kesehatan sebelum diberangkatkan.
ADVERTISEMENT
“Nanti berikutnya (pemberangkatan selanjutnya) ada pemberitahuan lagi hasil koordinasi kami DKK, Kesra dan juga dari paguyuban pondok,” ujarnya.
Patut diketahui, informasi dalam foto yang beredar berbunyi “Lebih dari 1.000 para Santriawan & Santriawati di Kudus dalam keadaan lemah, sebagian tak sadarkan diri, setelah di lakukan Rapid Test Covid-19 oleh Tim Dokter gabungan dari Rs. Indonesia dan Rs. Swasta dari China. Tim Dokter dari China di ketuai oleh Lie Kong Nyen, dan dari Indonesia oleh Ringgo Silalahi. Kini ke-2 Tim Dokter tersebut sedang di mintai keterangan oleh Menteri Kesehatan terkait kejadian tersebut.”.
Dalam hoaks tersebut, sejumlah foto juga disisipkan yang memperlihatkan petugas ber-APD lengkap sedang melakukan rapid test pada seseorang berpeci.
ADVERTISEMENT
Selain itu, salah satu fotonya juga terlihat sejumlah orang tertidur dan diawasi seorang oknum polisi. Bahkan dalam informasi hoaks itu dicantumkan logo salah satu media nasional.