Hoaxbuster: Kabar 5 Pejabat Berkulit Hitam Dibunuh karena Menolak Vaksin

30 Oktober 2021 20:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sebuah unggahan menampilkan foto lima politisi berkulit hitam diklaim tewas dibunuh usai menolak vaksin COVID-19.
ADVERTISEMENT
Foto yang digunakan itu disebut adalah lima politisi sekaligus pemimpin dari Haiti, Tanzania, Burundi eSwatini dan Pantai Gading.
"Mereka semua berkata: TIDAK untuk inisiatif COVAX," tulis pengunggah.
Unggahan tersebut bahkan sudah disebarluaskan lebih dari 1000 kali di Facebook.
Hoaxbuster: Tidak Benar Kabar Lima Pejabat Berkulit Hitam Dibunuh karena Menolak Vaksin COVID-19. Foto: Dok. Istimewa

Cek Fakta

Faktanya, lima politisi dalam gambar tersebut tidak tewas karena dibunuh usai menolak vaksinasi COVID-19. Berikut profil dan alasan kematian lima politisi tersebut.

Mantan Presiden Haiti Jovenel Moise

Presiden Haiti Jovenel Moise. Foto: Chandan Khanna/AFP
Moise dibunuh oleh sekelompok tentara bayaran Amerika Serikat dan Kolombia di kediamannya, Port-au-Prince, pada 7 Juli 2021. Istrinya, Martine Moise, juga terluka dalam serangan itu.
Pada Februari 2021, skema distribusi vaksin COVAX untuk Haiti sempat tertunda, tetapi hal itu terjadi karena masalah manufaktur di India.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Menteri Kesehatan Haiti Greta Roy Clément sempat menolak donasi vaksin AstraZeneca dari WHO. Dia meminta agar diganti dengan vaksin lain yang lebih cocok untuk negaranya, seperti Moderna, atau vaksin Janssen oleh Johnson & Johnson.
Keputusan tersebut didasarkan pada masalah keamanan mengenai vaksin AstraZeneca. --
"Risiko pembekuan darah yang jarang terjadi, dan kurangnya infrastruktur untuk vaksin dosis ganda yang memerlukan fasilitas penyimpanan dan transportasi khusus," tuturnya, dikutip dari AFP, Sabtu (30/10).

Mantan Presiden Tanzania John Magufuli

Presiden Tanzania,afp John Magufuli. Foto: ERICKY BONIPHACE/AFP
Presiden Tanzania John Magufuli bukan pemimpin yang menolak vaksin. Ia dengan tegas meminta warganya untuk membantu mengurangi laju penularan dan bahaya virus corona.
Magufuli dikabarkan meninggal pada 17 Maret 2021 yang disebabkan oleh penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Sebelum dikabarkan wafat, ia sempat hilang dari publik selama lebih dari dua minggu. Tidak ada bukti atau laporan yang menyatakan ia meninggal karena dibunuh.

Mantan Perdana Menteri Pantai Gading Hamed Bakayoko

PM Pantai Gading Hamed Bakayoko. Foto: Luc Gnago/REUTERS
Mantan Perdana Menteri Pantai Gading Hamed Bakayoko dilaporkan meninggal karena penyakit kanker di Jerman pada Maret 2021.
Bakayoko juga tidak meremehkan keberadaan COVID-19. Ia justru mengimbau warganya untuk mematuhi protokol kesehatan, terutama saat ia juga terinfeksi virus corona.
"Virus corona adalah penyakit nyata yang menyebar dengan cepat," tegasnya, dikutip dari AFP.
Mantan Perdana Menteri eSwatini Ambrose Dlamini
Mantan perdana menteri Ambrose Dlamini dilaporkan meninggal di sebuah rumah sakit pada Desember 2020 lalu. Ia dinyatakan meninggal usai berjuang melawan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sebelum kematian Dlamini, negara itu juga telah menyatakan minatnya untuk mengakses vaksin CoOVID-19 melalui COVAX. Pada 24 Maret 2021, eSwatini meluncurkan kampanye vaksinasi nasional.

Mantan Presiden Burundi Pierre Nkurunziza

Presiden Burundi, Pierre Nkurunziza. Foto: Evrard Ngendakumana/Reuters
Nkurunziza dilaporkan meninggal dunia pada 8 Juni 2020 lalu karena penyakit jantung. Bahkan, kematiannya terjadi sebelum adanya vaksin COVID-19 yang mendapat izin untuk digunakan.
Meskipun ia tidak memberlakukan pembatasan wilayah atau lockdown dan mengizinkan pertemuan besar, dalam masa kepemimpinannya di tengah pandemi, ia sempat menyatakan bahwa virus COVID-19 adalah musuh besar bagi negaranya.

Kesimpulan

Klaim lima pemimpin berkulit hitam dibunuh karena menolak vaksin COVID-19 adalah hoaks.