Hoaxbuster: Klaim Corona Varian Delta Rekayasa

3 Agustus 2021 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoaxbuster: Varian Baru Corona yang Muncul Bukan Rekayasa dan Dapat Dideteksi Lewat Analisa Genome sequencing.

 Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Hoaxbuster: Varian Baru Corona yang Muncul Bukan Rekayasa dan Dapat Dideteksi Lewat Analisa Genome sequencing. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Beredar unggahan dalam format meme di media sosial yang meragukan mutasi varian baru virus corona. Pada unggahan tersebut muncul pertanyaan soal bagaimana seseorang bisa mengetahui peningkatan varian corona jika tes COVID-19 tidak dapat mengidentifikasi.
ADVERTISEMENT
Berikut narasi unggahan itu:
Bagaimana kenaikan varian tertentu dapat dideteksi ketika test kit tidak menguraikan antara strain varian yang berbeda? Tidak ada tes "varian Delta", bagaimana bisa mendiagnosa itu sebagai varian delta?
Bahkan, unggahan itu juga menambahkan caption yang mengeklaim bahwa selama ini tayangan di televisi menampilkan berita soal varian baru corona adalah hoaks.
"Orang-orang bahkan tidak cukup pintar untuk memahami varian, mereka hanya mengangguk dan setuju dengan tv," tulisnya.

Cek Fakta

Merespons unggahan yang sudah beredar sejak sekitar 25 Juli 2021 lalu itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan bahwa varian corona yang baru dideteksi bukan lewat tes COVID-19 seperti antigen atau PCR. Melainkan proses Whole Genome Sequencing (WGS).
ADVERTISEMENT
"CDC menggunakan proses yang disebut genome sequencing untuk menganalisis sampel ini guna mengidentifikasi dan menemukan karakteristik varian," tutur Jubir CDC, Jade Fulce, seperti yang kumparan kutip dari Reuters.
Indonesia sendiri juga dilaporkan sudah mulai rutin melakukan pemeriksaan varian baru lewat cara genome sequencing. Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis mikrobiologi RS UI, dr Ardiana Kusumaningrum.
“Sekarang kita di Indonesia sudah mulai, Litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) sudah mulai memfasilitasi, ada beberapa laboratorium yang memfasilitasi pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan yang rutin dilakukan itu sequencing,” jelas Ardiana dalam diskusi virtual, Jumat (30/7).
Dalam proses genome sequencing, lanjut Ardiana, sampel virus corona yang diambil lewat tes usap PCR akan dilihat dengan lebih detail. Kemudian virus tersebut akan dikarakterisasi, sehingga bisa diketahui masuk ke varian mana.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan lewat WGS dapat memeriksa virus yang terus berubah melalui mutasi yang kemudian menciptakan varian baru.
Peneliti akan memantau perubahan itu sehingga mereka dapat mempelajari bagaimana cara virus varian baru menyebar, seberapa tingkat keparahan dampaknya, dan apakah vaksin akan efektif melawannya.

Kesimpulan

Varian baru corona termasuk Delta tidak diidentifikasi lewat swab antigen atau PCR, melainkan analisa genome sequencing.
==