Hoaxbuster- Klaim efikasi vaksin

Hoaxbuster: Klaim Efikasi Vaksin COVID-19 di Bawah 2 Persen

3 Juni 2021 16:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Beredar unggahan di media sosial terkait tingkat efikasi vaksin COVID-19 dalam daftar vaksin yang beredar.
ADVERTISEMENT
Ditulis bahwa empat vaksin yang di antaranya adalah Pfizer, Johnson&J, Moderna dan AstraZeneca memiliki tingkat efikasi rendah di bawah dua persen.
Hoax Buster: Tida benar soal klaim efikasi vaksin di bawah 2%. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Hoax Buster: Tida benar soal klaim efikasi vaksin di bawah 2%. Foto: AFP

Cek fakta

Efikasi vaksin dapat dilihat dari dua cara, relative risk reduction (RRR) atau pengurangan risiko relatif dan absolute risk reduction (ARR) atau pengurangan risiko absolut. RRR menjadi angka yang paling sering dipublikasikan, seperti Pfizer 90%, Moderna 94,5%, Astrazeneca 70%.
Artikel tersebut mengatakan bahwa, pengurangan risiko absolut (ARR) perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang seberapa efektif vaksin. Jadi, tidak ada kaitannya dengan tingkat efektivitas vaksin yang rendah.
Lebih singkat, angka yang digunakan dalam posting media sosial tersebut merupakan ARR, yang menunjukkan efek vaksin pada pengurangan risiko di seluruh populasi, sementara RRR menunjukkan risiko individu dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak divaksinasi.
ADVERTISEMENT
Sehingga, klaim yang menyebut efikasi vaksin sangat rendah sampai di bawah dua persen adalah menyesatkan. Dr Piero Olliaro, dikutip dari AFP, menyayangkan adanya unggahan yang membuat kebingungan tersebut.
“Sangat mengecewakan melihat bagaimana informasi dapat diputarbalikkan dan bagaimana diskusi ilmiah justru memecah belah, terutama pada persoalan vaksin COVID-19,” tutur Olliaro.
Olliaro mengatakan, artikel asli tersebut bermaksud untuk memberikan pertimbangan tentang kemanjuran vaksin dan efikasinya ketika digunakan kepada populasi yang berbeda.
“Tidak benar membandingkan vaksin berdasarkan uji klinis menggunakan pengurangan risiko relatif (RRR), dan menganggap vaksin dengan RRR lebih rendah tidak bekerja dengan cukup baik,” menurut Olliaro.
Dr Luis Correia, profesor kedokteran di Sekolah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Bahiana di Brasil, mengatakan jumlah ARR biasanya kecil karena orang hanya secara aktif mengalami perlindungan jika mereka tertular penyakit.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Artikel asli dari tangkapan layar yang beredar itu tidak berargumen soal vaksin yang tidak efektif. Klaim efikasi vaksin COVID-19 yang beredar di bawah dua persen adalah hoaks.
==
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten