hoaxbuster- klaim vaksin menyebabkan HIV dan kanker ganas

Hoaxbuster: Klaim Vaksin Menyebabkan HIV dan Kanker Ganas

23 Februari 2021 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Memasuki tahap kedua vaksinasi di Indonesia, hoaks seputar vaksin terus bermunculan. Sebuah akun media sosial Instagram pada 17 Februari 2021 lalu mengunggah gambar diagram yang menyebutkan beraneka ragam efek vaksinasi, termasuk menyebabkan HIV dan kanker ganas.
ADVERTISEMENT
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Inilah daftar penyakit akibat semua Vaksin!! Vaksin Flu sama dgn vaksin Covid. Mereka cuma pura2 aja meneliti. Buktikan bhw setelah di vaksin maka kasus HIV dan kanker akan meledak!! Vaksin FLu Vaksin paling beracun di dunia!”
Penyakit dalam diagram tersebut di antaranya adalah kanker, infeksi HIV/AIDS, stroke, diabetes, arthritis, dan serangan jantung. Terdapat pula gangguan autisme dalam diagram tersebut. Bahkan, disebutkan vaksin dapat mengakibatkan kematian.
Hoax Buster: Tidak benar soal klaim vaksin menyebabkan HIV dan kanker ganas. Foto: Instagram
Faktanya, vaksinasi adalah cara yang terbukti aman dan efektif untuk memberikan perlindungan dari penyakit. Ia menggunakan pertahanan alami tubuh untuk membangun ketahanan terhadap infeksi tertentu dan membuat sistem kekebalan yang lebih kuat, seperti yang dipaparkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam situs resminya.
ADVERTISEMENT
Vaksin melatih sistem kekebalan untuk membuat antibodi, seperti halnya saat terkena penyakit. Vaksin hanya mengandung bakteri atau virus penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau sudah dimatikan, sehingga aman diberikan kepada manusia.
Setiap vaksin COVID-19 yang diberikan harus melewati serangkaian tahap seperti izin Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin Sinovac yang diberikan pada tahap pertama dan kedua di Indonesia telah mengantongi izin tersebut.
Penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia juga aman bagi segala usia, tidak hanya 19-59 tahun saja. Vaksin tersebut juga bisa digunakan untuk umur 60 ke atas.
Hingga saat ini, kasus KIPI atau efek samping terkait penggunaan vaksin Sinovac juga belum ditemukan.
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten