Hoaxbuster: Soal Klaim Vaksin COVID-19 akan Berefek Cacat pada Janin

22 Desember 2020 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoaxbuster soal vaksin corona mengandung obat penenang yang dapat mengakibatkan cacat lahir. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Hoaxbuster soal vaksin corona mengandung obat penenang yang dapat mengakibatkan cacat lahir. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Keberhasilan uji klinis vaksin virus corona di dunia memberikan titik terang untuk menghentikan pandemi. Namun berbagai klaim hoaks yang berkaitan dengan vaksinasi menjadi tidak terkendali di media sosial.
ADVERTISEMENT
Sebuah unggahan di media sosial menyebut vaksin corona Pfizer akan menyerupai tragedi Thalidomide yang pernah terjadi pada tahun 1950-an.
Thalidomide sendiri merupakan sedative atau substansi yang memberikan efek menenangkan. Kejadian 1950 silam, ribuan ibu hamil menggunakan obat tersebut dan mengakibatkan bayi mereka lahir dengan kondisi cacat.
Pengunggah mengkaitkaitkan vaksin corona dengan obat tersebut dengan narasi sebagai berikut:
THALIDOMIDE adalah obat yang CEPAT DISETUJUI yang diperkenalkan pada tahun 1957 untuk mengatasi mual dan insomnia pada wanita hamil. Itu dipasarkan di 50 negara sebelum ditarik pada tahun 1962 karena malformasi pada bayi baru lahir. Berhati-hatilah dengan apa yang akan datang.
Faktanya, mengutip AFP, kejadian di masa lampau itu disebabkan keterbatasan sumber pengetahuan yang membuat para ilmuwan tidak mengetahui efek dari substansi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Pada 1950-an, para ilmuwan tidak tahu bahwa efek obat dapat melewati penghalang plasenta dan membahayakan janin di dalam rahim, sehingga penggunaan obat selama kehamilan tidak dikontrol secara ketat,” Science Museum of London menjelaskan, seperti dikutip dari AFP.
Profesor Biostatistik, Fakultas Kedokteran Perelman Universitas Pennsylvania, Susan Ellenberg juga menjelaskan, bahwa vaksin COVID-19 yang digarap oleh para ilmuwan saat ini tidak dilakukan dengan Thalidomide.
Petugas Kesehatan mendampingi salah satu relawan saat pemeriksaan kesehatan untuk pelaksanaan uji klinis Vaksin COVID-19 di Puskesmas Dago, Bandung, Selasa (11/8/2020). Foto: Novrian ARbi/Antara
Vaksin corona sudah melewati beragam uji tahap dan diberikan kepada relawan dengan prosedur yang ketat. Pfizer dan BioNTech sendiri menjadi vaksin pertama yang sudah mengantongi izin untuk diberikan kepada masyarakat sesegera mungkin atau yang disebut Izin Penggunaan Darurat (EUA).
Izin itu diberikan karena virus dari Wuhan, China, itu sudah menginfeksi jutaan orang di dunia hingga dinyatakan sebagai wabah pandemi.
ADVERTISEMENT
Hal itu juga yang menjadi faktor mengapa vaksin corona lebih cepat dibuat dari vaksin atau obat dari penyakit serius lainnya yang masih terus berkembang.
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona