Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

Sebuah unggahan video di media sosial TikTok menuduh bahwa Le Minerale termasuk brand yang terafiliasi Israel, kembali viral dan beredar luas melalui WhatsApp. Padahal informasi itu sempat viral di 2023 dan telah dinyatakan hoaks.
Pada saat itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang saat ini menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melalui web resminya, sudah menyatakan informasi soal produk Le Minerale terafiliasi produk asing adalah hoaks.
Komdigi mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama yang berpotensi menimbulkan kegaduhan dan merugikan pihak tertentu.
Di sisi lain, Marketing Director PT Tirta Fresindo Jaya, Febri Satria Hutama mengatakan, video tersebut merupakan video lama. Le Minerale justru menjadi salah satu brand lokal yang secara terbuka mengecam genosida Israel di Gaza.
Tak hanya itu, Le Minerale juga aktif berkontribusi dalam pengiriman ribuan galon dan air minum kemasan serta bantuan kemanusiaan lainnya ke Gaza melalui kerja sama dengan TNI dan Badan Zakat Nasional.
“Kepemilikan kami 100 persen Indonesia, karyawan kami 100 persen warga negara Indonesia, produk perusahaan kami, baik dalam kemasan botol maupun galon, sepenuhnya diproduksi di Indonesia, dan telah mendapat tempat di hati konsumen Indonesia. Justru produk kami merupakan kebanggaan Indonesia karena berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara," ujar Febri.
Febri pun menjamin bahwa perusahaan tidak memiliki kaitan apapun dengan Israel seperti tuduhan tidak berdasar yang dilemparkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
"Le Minerale tidak memiliki operasional, maupun investasi dalam bentuk apapun di Israel," kata Febri.
Sementara itu, pengamat ekonomi, Suroto, menduga penyebaran hoaks semacam ini bisa menjadi bagian dari upaya sistematis untuk melemahkan posisi perusahaan nasional di pasar.
"Segala upaya penyebaran berita hoaks yang menjelekkan kompetitor, baik di media massa konvensional maupun media sosial, itu tidak etis. Seperti halnya yang terjadi pada perusahaan nasional yang tidak memiliki kaitan apa pun dengan pihak luar, termasuk Israel, bisa tiba-tiba menjadi sasaran boikot hanya karena unggahan viral di media sosial. Ini membuktikan bahwa opini publik bisa terbentuk tanpa proses klarifikasi, dan ini sangat merugikan pelaku usaha nasional,” tegas Suroto.
Sebagai salah satu pemain besar di industri AMDK Indonesia, Le Minerale memiliki pangsa pasar yang signifikan. Suroto menyebut, disinformasi seperti ini dapat memengaruhi kepercayaan konsumen dan menguntungkan kompetitor.
"Kita perlu melihat ini sebagai potensi adanya persaingan yang tidak sehat. Menyebarkan isu yang tidak berdasar untuk menjatuhkan citra produk pesaing adalah praktik yang merugikan ekosistem bisnis yang sehat," kata Suroto.
Masyarakat diimbau untuk lebih kritis dan melakukan pengecekan fakta sebelum mempercayai serta menyebarkan informasi yang diterima. Situs resmi perusahaan, media massa kredibel, dan kanal informasi resmi pemerintah dapat menjadi rujukan untuk memverifikasi kebenaran suatu berita.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio